Contoh kongkritnya dapat kita simak, antara lain, bagaimana Ed Catmull’s mengembangkan Pixar atau A.G. Lafley memimpin Procter & Gamble. Kata Hal Gregersen, “They are framing the background conditions that will allow creative thinking to flourish and be heard — in large part by tamping down their own impulses to be hard-charging, full of answers, and quick to intervene.”
Perlu kesabaran mempertanyakan sejumlah hal, termasuk perspektif kita sendiri, menggali lapisan-lapisan pemikiran yang lebih bernilai, kalau perlu mematahkan asumsi lama yang sudah kadaluwarsa, dan membuka new realms of problem solving.
Dalam kegiatan pengembangan efektivitas kepemimpinan yang kami laksanakan berdasarkan Marshall Goldsmith Stakeholder Centered Coaching, juga pada kenyataan sehari-hari, kami mendapati fakta bahwa perilaku para eksekutif yang selalu bersemangat mendominasi setiap interaksi, “impulses to be hard charging”, dapat merugikan organisasi — menjegal inisitaif dan gagasan cemerlang tim, serta bisa menurunkan tingkat engagement.
Tabiat bos yang selalu merasa memiliki jawaban atas semua urusan, kecenderungan menyerebot pembicaraan, juga memudahkan munculnya blind spot dalam kepemimpinan. Selain perlu mendengarkan para pemangku kepentingan, mencontoh kebiasaan para fotografer melahirkan karya foto — di antaranya melakukan observasi mendalam setiap realitas, mengantisipasi pelbagai kemungkinan, menguji perspektif dan angle berbeda, membangun keseimbangan, compose — dapat menghindarkan kita dari blind spot dan membantu menemukan solusi yang lebih baik.
Ya, ini memang common sense, tapi belum common practice, atau tidak konsisten dikerjakan.
Kepemimpinan setiap orang diuji oleh kemampuannya mengantisipasi misteri di balik setiap lapisan yang kerap kita anggap realitas, mengolah interaksi latar belakang dengan latar depan, menghadapi unknown unknowns (fenomena yang tidak terduga, karena belum ada pengalaman dan teori untuk itu sebelumnya).
Leadership bukan kontes popularitas, tapi lebih merupakan contact sport – diperlukan sikap rendah hati meleburkan diri ke dalam situasi yang dihadapi tim. Robert Capa (1913 – 1954), fotografer Hungaria yang dikenal dunia lewat foto-fotonya di masa perang, karena keberaniannya ambil resiko, mengatakan, “If your pictures aren’t good enough, you aren’t close enough”.
Mohamad Cholid is Member of Global Coach Group (globalcoachgroup.com)
- Alumnus The International Academy for Leadership, Germany.
- Books: play.google.com/store/search?q=senincoaching&c=books
- id.linkedin.com/in/mohamad-cholid
Please contact Ibu Nella + 62 85280538449 for meeting schedule.