Kamis, Desember 26, 2024

Aplikasi Seafood Advisor untuk pilih produk ramah lingkungan

Must read

Indonesia memiliki beragam pangan, salah satu di antaranya yakni seafood yang menjadi hidangan favorit masyarakat Indonesia. Menurut laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), angka konsumsi ikan nasional tahun 2020 sebesar 56,39 kg/kapita. Angka ini naik 3,47% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 54,5 kg/kapita.

Seiring meningkatnya konsumsi produk seafood di Indonesia, Yayasan WWF Indonesia bekerja sama dengan Rotary Bali Pecatu District 3420, dan berbagai komunitas lain di Bali menyelenggarakan kampanye seafood ramah Lingkungan dengan tema Bé Sustainable, Be a Smart Seafood Love. Kampanye publik ini dilaksanakan secara langsung di area Terrace Hub Plaza Renon, Bali pada 25-26 Juni 2022.

Sesederhana arti tema yang diusung, jadilah pecinta seafood yang pintar, Yayasan WWF Indonesia mengajak para konsumen seafood untuk dapat lebih bijak dalam pemilihan produk seafood yang akan dibeli. Selain itu, yang mengandung arti daging-dagingan dalam Bahasa Bali menekankan untuk memilih daging ikan yang berkelanjutan atau ramah lingkungan.

Melihat pada kebiasaan konsumen di Indonesia, keputusan pemilihan produk seafood kebanyakan ditentukan oleh lokasi, kualitas barang dan pelayanan, brand, dan nilai sosial. Belum ada faktor keberlanjutan, tetapi konsumen sangat menghargai pasar atau restoran yang dapat memberikan mereka informasi lengkap terkait seafood dari segi gizi, kebersihan, rasa, dan asal-usul.

Terlebih pada masyarakat Bali yang hidupnya lebih dekat dengan nilai-nilai penghormatan terhadap lingkungan, perihal kelestarian laut, sumber daya ikan, dan seafood yang bertanggung jawab adalah isu yang tak begitu asing di kalangan lokal (Yogiawan, 2014).

Merujuk pada kajian Yayasan WWF Indonesia tahun 2020 terhadap kesadartahuan dan preferensi 500 konsumen akan produk seafood di 5 kota besar antara lain Jakarta, Denpasar, Surabaya, Makassar, dan Medan, tercatat bahwa lebih dari 90% konsumen sepakat bahwa sertifikat atau ekolabel keberlanjutan pada produk perikanan menjamin ketersediaan produk perikanan di masa depan dengan menjaga agar aktivitas perikanan tidak merusak ekosistem serta tidak menangkap berlebihan.

Sayangnya, tingginya antusiasme konsumen tidak diiringi dengan pembelian produk seafood yang berekolabel. Hal ini dikarenakan produk berekolabel tidak mudah ditemukan dan jenisnya tidak banyak.

“Sebagai pilihan bagi konsumen yang tetap ingin membeli produk seafood yang ramah lingkungan, kami menyediakan Seafood Advisor, sebuah panduan untuk konsumen memilih seafood yang harapannya dapat memberi informasi pada konsumen produk seafood mana yang lebih baik. Konsumen dapat memprioritaskan jenis ikan di daftar hijau yang berarti pilihan terbaik, dan sementara menghindari jenis ikan di daftar merah hingga kuning untuk menekan dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas perikanan pada kedua daftar tersebut,” ujar Siti Yasmina Enita selaku Marine Communication Specialist, Yayasan WWF Indonesia.

Pengunjung kampanye seafood ramah lingkungan di Plaza Renon, Denpasar dapat mengunjungi booth program WWF Indonesia yang terdiri dari Seafood Savers, Signing Blue, SOShark, Beli Yang Baik, Marine Buddies, dan Rotary. Selain itu, ada juga pameran foto aktivitas perikanan, demo masak dari finalis Master Chef Indonesia Session 6 – Chef Putu, penampilan musik akustik, dan pembagian merchandise bagi pengunjung yang mengikuti aktivitas di dalam kampanye.

Dalam rangkaian kampanye ini, juga dilakukan lomba video reels dan cerita foto berhadiah premium cookware dan produk ecofriendly.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article