Bukanlah keuntungan di awal yang dikejar oleh para startup, melainkan perkembangan bisnis itu sendiri. Terlihat abstrak memang. Apabila kita mengamati perkembangan Gojek, Tokopedia, Shopee tentu kita semakin pahamdengan banyaknya promosi yang mereka luncurkan. Sangat beragam dan sering membuat kita menjadi pembelanja yang produktif. Benar?
Ya, para startup rela merugi agar konsumen tertarik menggunakan layanannya, menggunakan aplikasi digital yang di-up-grade setiap saat. Rumus merugi ini tidaklah wajib, kita tetap bisa mendapatkan laba keuntungan agar bisa tetap beroperasi jangka panjang.
Untuk bisnis startup yang wajib adalah meningkatnya nilai valuasi startup demi untuk menentukan harga jual Startup atau perusahaan apabila terjadi merger atau ada perusahaan lain yang tertarik untuk mengakuisisinya.
Maka, apakah semangat holobis kuntul baris masih valid dalam kekinian kolaborasi Startup Digital + IKM/UMKM/UKM bagi kita?
Jember, 26 Juni 2022