Minggu, November 17, 2024

Legacy B.J. Habibie

Must read

Oleh Boediono

Suatu kehormatan bagi saya mendapat kesempatan untuk memberikan sambutan pada peringatan 1.000 hari wafatnya Bapak B.J. Habibie.

Pertama, sedikit cerita ringan mengenai bagaimana perjalanan karier saya bersinggungan dengan kiprah beliau sebagai pelaku penting dalam perjalanan sejarah bangsa ini.

Kedua, saya akan menyampaikan apa yang saya lihat sebagai warisan atau legacy penting dari beliau, terutama di bidang yang saya paling mengerti dan ketahui, yaitu bidang ekonomi.

Pada tahun 1970an sewaktu saya mengajar di UGM dan kemudian studi di Amerika Serikat, saya hanya mengenal Pak Habibie dari jauh, melalui ketenaran beliau sebagai ahli di bidang teknologi kelas dunia.

Saya baru bertemu beliau ‘in flesh’ ketika saya menjadi anggota Dewan Riset Nasional pada pertengahan 1980an. Kelompok kami diundang menemui beliau di kantor BPPT Jalan Thamrin. Kami diterima di ruang kerja beliau, dipersilahkan duduk di sekitar meja besar. Di atasnya penuh sesak dengan – you may guess what – berbagai model pesawat terbang.

Dari pertemuan berjamaah yang singkat itu tentu beliau tidak mengenal saya. Oleh karena itu suatu kejutan bagi saya ketika, belasan tahun kemudian, seingat saya 21 Mei 1998, saya mendapat telpon langsung dari beliau menanyakan apakah saya mau ikutserta dalam kabinet yang beliau sedang bentuk. Waktu itu saya di Yogyakarta, balik kampung sejak Februari setelah mengakhiri tugas saya di Bank Indonesia.

Jawaban saya tentu saja: dengan senang hati, suatu kehormatan. Hati kecil saya bertanya: kok beliau tahu saya, ya? Dari mana?

Sampai beliau wafat saya tidak sempat menanyakan hal itu. Sekarang saya hanya bisa mereka-reka siapa kiranya yang membisikkan nama saya kepada beliau. Saya yakin pasti seseorang yang beliau percayai dan hormati – a trusted and respected friend. Tanpa perlu saya ceriterakan prosesnya di benak saya, akhirnya saya sampai pada satu nama, yaitu Profesor Widjojo Nitisastro. Hal ini sekarang tentu tidak bisa dikonfirmasi karena kedua beliau sudah almarhum. Tapi sepertinya saya benar.

Menjadi anggota Kabinet Reformasi Pembangunan bagi saya merupakan pengalaman yang mencerahkan dan mencerdaskan, dan sekaligus juga menyenangkan.

Latar belakang beliau sebagai ilmuwan yang terbiasa dengan forum-forum diskusi dan diskursus membuat suasana sidang-sidang kabinet khas.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article