Rabu, Desember 25, 2024

Terapkan green energy, Phapros berhasil lakukan efisiensi sebesar 12,9 persen per tahun

Must read

Energi hijau merupakan sumber energi yang berasal dari bahan-bahan yang relatif aman dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Dalam Directory Journal of Economic, dijelaskan bahwa energi hijau adalah energi bersih yang tidak mencemari atau menambah polutan di atmosfer.

Perusahaan farmasi PT Phapros Tbk yang merupakan bagian dari holding BUMN farmasi menjadikan program green energy sebagai salah satu kebijakan dan standar produksinya. Pemanfaatan teknologi adalah mutlak menjadi syarat utama dalam menjaga kelestarian lingkungan sebagai unsur ekonomi hijau.

Menurut Hadi Kardoko, Direktur Utama PT Phapros Tbk, saat ini tingkat emisi karbon secara global sudah sangat tinggi sehingga mendorong negara-negara yang tahun lalu menggelar Konferensi Perubahan Iklim (COP 26) berkomitmen untuk menurunkan sampai level nol karbon (net-zero carbon). Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan sektor industri berupaya untuk terus mencapai target tersebut hingga tahun 2060.

“Pada sektor farmasi, kami berupaya mewujudkan target tersebut melalui program-program yang sudah menjadi komitmen perusahaan dalam mengusung konsep green energy. Salah satunya adalah mengkonversi energi BBM solar ke CNG (Compressed Natural Gas) yang didukung dengan penggunaan Green Chiller Hydrokarbon dan panel solar. Hasilnya, Phapros berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 790 ton per tahun,” tuturnya saat dihubungi di Jakarta (14/7).

Hadi menambahkan, energi hijau tidak melulu berbicara tentang karbon dioksida saja, namun juga tentang sumber daya air yang harus dihemat agar tidak terjadi pemborosan untuk produksi. 

“Dalam hal ini kami juga berkomitmen menurunkan konsumsi penggunaan air dengan memanfaatkan teknologi washing steriline pada fasilitas produksi produk injeksi Phapros. Kami melakukan modifikasi pada mesin-mesin tersebut sehingga berhasil menurunkan konsumsi air hingga 50 persen atau 225.000 liter per tahun.” 

Phapros, tambah Hadi, juga memanfaatkan generator N2 dan O2 untuk mereduksi penggunaan waste tabung gas.

“Secara umum, komitmen kami untuk energi hijau ini telah meningkatkan efisiensi perusahaan sebesar 12,9 persen per tahun. Tentu ini merupakan suatu hal yang sangat positif bagi sebuah perusahaan farmasi yang identik dengan polusi karbon dalam kegiatan manufakturnya. Sebagai bukti komitmen Phapros atas green business dan sustainability, kami berhasil memperoleh PROPER Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebanyak 8 kali sejak 2012 – 2020,” kata Hadi.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim telah menjadi agenda prioritas nasional dalam kegiatan pembangunan di Indonesia. Pemerintah telah menyampaikan komitmennya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dalam kurun waktu tersebut.

“Phapros ingin membantu pemerintah mencapai target tersebut. Dan apa yang telah Phapros upayakan saat ini bukanlah titik akhir. Kami akan terus berinovasi dalam mengurangi emisi gas karbon pada proses produksi sehingga nantinya dalam jangka panjang kita bisa berkontribusi terhadap perbaikan iklim dunia,” tutupnya. 

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article