Peralatan kesehatan telah selesai dikembangkan dan siap digunakan dalam pengendalian penyakit kronis dan pengentasan stunting pada anak.
DoctorTool, selaku startup healthtech, bersama peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr. Trevino Aristarkus Pakasi, FS, MS, PhD, FISPH, FISCM, SpKKLP mengembangkan teknologi Internet of Medical Things (IoMT) untuk peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat di Indonesia.
Sebagai pilot project dari produk IoMT ini, tim DoctorTool yang diwakili oleh Chief Medical Officer DoctorTool, dr Gatot Soetono, M.P.H. menghadiri acara bakti sosial ILUNI 97 dalam rangka Dies Natalis ke-72 FKUI pada 30 Juli – 8 Agustus 2022 dengan mengusung tema “Pelatihan Pencegahan Stunting Untuk Dokter Layanan Primer”. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Bupati Kabupaten Timor Tengah Selatan Egusem Pieter Tahun, S.T., M.M. beserta jajarannya.
Dengan dukungan aplikasi dan teknologi IoMT dari DoctorTool, dokter dapat terhubung dengan pasiennya dari manapun. Teknologi ini sesuai bagi daerah yang sulit terjangkau oleh pelayanan medis di pelosok Indonesia, namun juga sangat sesuai dengan penduduk perkotaan yang mengalami keterbatasan akses ke klinik (home care, palliative care). Sebagai percontohan pertama, teknologi dari DoctorTool akan diaplikasikan untuk pemantauan penyakit kronis bagi pasien di perkotaan dan untuk deteksi risiko stunting pada bayi dan balita di pedesaan.
Dalam kegiatan bakti sosial ini, DoctorTool menyediakan IoMT seperti alat-alat pemeriksaan tekanan darah, saturasi oksigen, pita pengukur, alat ukur tinggi dan timbangan badan yang langsung terhubung sistem rekam medis elektronik pada DoctorTool. Sistem Internet of Medical Things (IoMT) ini akan digunakan untuk mendata dan mengirim rekam medis pasien ke dokter penanggung jawabnya secara real time.
Bila hasil kegiatan ini menjanjikan, implementasi IoMT dapat diadopsi DoctorTool ke daerah-daerah lain guna memperluas akses layanan kesehatan di Indonesia sehingga sistem konsultasi yang berkelanjutan dan berjenjang juga bisa dilakukan dari daerah untuk kasus-kasus yang memang sesuai dan memungkinkan.
Transformasi digital sektor kesehatan telah menunjukkan manfaat, terutama di situasi pandemi yang tidak tentu. Akan tetapi, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam mempercepat digitalisasi pelayanan kesehatan, di antaranya karena akses yang masih terbatas. Kementerian Keuangan mengalokasikan APBN 2022 sebesar Rp 25,4 triliun untuk mengakselerasi proses transformasi digital, termasuk untuk sektor kesehatan.
Teknologi Internet of Medical Things dapat menjadi langkah selanjutnya dalam proses digitalisasi kesehatan di Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika pun mendukung IoMT sebagai Solusi Percepatan Layanan Kesehatan Digital.
Melalui inovasi IoMT, peralatan dan aplikasi perawatan kesehatan terhubung dengan Internet sehingga data pasien mudah diperbaharui dan dapat diakses langsung.
Dokter-dokter antar daerah pun dapat saling berbagi informasi demi pemantauan kesehatan dan pengobatan pasien dari data rekam medis yang ada guna mencegah penyakit kronis seperti diabetes dan stunting bagi balita Indonesia, terutama mengingat bahwa tingkat stunting di Indonesia masih berada di angka 24,4%.