Sabtu, November 23, 2024

Seniman peserta Temu Seni pentaskan karya di Benteng Rotterdam, Makassar

Must read

  • Pegiat seni budaya dan warga kota Makassar berikan apresiasi dan antusiasme tinggi menyaksikan dan berinteraksi bersama seniman muda
  • Awali pementasan, diskusi publik hadirkan astrofisikawan Premana Permadi dan sutradara Teater Asia Ramli

Para peserta ajang Temu Seni Indonesia Bertutur mementaskan 18 karya performans di situs bersejarah kebesaran Makassar, Benteng Rotterdam. Warga kota Makassar dan para pegiat seni budaya yang sebagian berasal dari anggota komunitas teater lokal memperlihatkan antusiasme dan apresiasi tinggi terhadap karya-karya performans tunggal dan kolaboratif yang dipentaskan selama lebih dari 8 jam di berbagai sudut tempat di Benteng Rotterdam.  

Karya-karya performans tunggal dan kolaboratif

Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022, Melati Suryodarmo menyampaikan, “Ini adalah sebuah momen istimewa dan bersejarah di mana berkumpul 20 seniman muda performans dari berbagai daerah di Indonesia di sebuah situs sejarah yang memiliki nilai-nilai seni, budaya dan historis luar biasa untuk menghadirkan tubuh-tubuh mereka di sini dan mempersembahkan karya-karya seni performans dihadapan masyarakat kota Makassar selama seharian dari siang hingga malam hari. Saya dan para seniman begitu senang menyaksikan apresiasi dan antusiasme audiens yang begitu tinggi dalam menikmati dan berinteraksi dengan pementasan yang ada.” 

Lebih jauh Melati menjelaskan bahwa ajang Temu Seni Performans menuju festival mega event Indonesia Bertutur 2022 diadakan dengan mengacu pada kerangka besar Indonesia Bertutur yaitu “Mengalami masa lampau, menumbuhkan masa depan”.

Kunjungan-kunjungan situs dan budaya seperti ke Taman Prasejarah Leang-Leang di Maros dan komunitas Bissu di Segeri Kabupaten Pangkep ini adalah bagian dari upaya kreatif untuk melihat narasi sejarah dengan cara yang sedikit berbeda yang berhubungan dengan praktik kekaryaan performans. 

Sementara itu, Fasilitator Temu Seni, Afrizal Malna menuturkan bahwa Temu Seni merupakan sebuah program dengan input yang jelas, masing-masing seniman membawa pengenalan diri terhadap situs-situs yang terdekat disekitar mereka dari 20 situs yang dipilih program dan ditambah dengan input perjalanan atau kunjungan ke situs dan kunjungan budaya seperti Leang-Leang yang sifatnya benda mati telah ada ribuan tahun dan komunitas Bissu yang manusia dari riwayat sejarah yang begitu panjang, serta kemudian situs Benteng Rotterdam.

Dari semua itu terjadi pengolahan input-input ini serta ada sesi berbagi metode artistik dan diskusi. Hasilnya adalah pementasan hari ini. Di dunia seni performans sering dimulai dengan suatu pertanyaan dan diakhiri juga dengan pertanyaan. Dimulai dengan sebuah konsep, tanpa latihan kemudian diwujudkan menjadi sebuah pertunjukan.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article