Rencana Kominfo mengembangkan search engine karya anak bangsa, diklaim sudah ada sebelum pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) melanda. Bahkan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, sudah memanggil tim khusus untuk membuat mesin pencari yang dinamai Gatotkaca tersebut. Search engine merupakan sistem perangkat lunak berbasis web yang dapat digunakan untuk mencari berbagai informasi di internet, seperti Google Chrome.
Dalam wawancara di akun YouTube milik Deddy Corbuzier, Johnny yakin Indonesia bisa membuat sendiri aplikasi-aplikasi seperti Instagram atau TikTok. Termasuk mesin pencari pengganti Google. Idealnya, kata politikus Partai NasDem itu, sebuah negara harus memiliki search engine demi independensi. Dia mencontohkan beberapa negara yang mempunyai search engine, seperti Amerika Serikat, Cina, Rusia, dan Prancis.
Hanya saja, dia menyebut rencana itu terkendala dengan kemunculan pandemi Covid-19 karena semua perhatian teralihkan pada upaya menanggulangi dampak pandemi. Termasuk pada penggunaan anggaran.
Selain itu, tingkat kesulitan dan biaya yang mahal disebut menjadi penyebab mengapa Kominfo hingga kini belum menyiapkan pengembangan teknologinya. “Pengembangannya lebih susah dan mahal,” ujar Johnny di kantornya, Jakarta Pusat, pada Senin, 8 Agustus 2022.
Semangat independensi dan kedaulatan digital seharusnya juga diiringi dengan komitmen keamanan digital. Perkembangan teknologi baru, suka-tidak suka, memerlukan jaminan layanan akses yang berkualitas dan keamanan data.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengingatkan perlunya memperhatikan cyber security di tengah transformasi digital yang dilakukan pemerintah. Banyaknya aplikasi, memberi kesan bahwa pemerintah hanya ‘latah’ teknologi. Setiap lembaga berlomba-lomba menciptakan aplikasi digital dan terburu-buru menciptakan ekosistem digital.
“Tentu kita juga harus memperhatikan keamanan. Karena beberapa kali, beberapa site juga terkena serangan hacker. Serangan hacker itu ke berbagai situs pemerintah itu sangat sering terjadi. Cyber security menjadi sangat penting,” kata Sri Mulyani dalam pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di Bali yang disiarkan secara virtual pada Senin, 11 Juli 2022.
Namun semangat transformasi digital ini memunculkan tantangan baru, yakni pentingnya koordinasi. Sebab nyatanya, ribuan aplikasi di setiap lembaga kementerian dan satuan kerja pemerintahan yang ada saat ini tidak terkoordinasi dengan baik.
Dengan data itu, belakangan Kominfo juga berencana melebur sekitar 24 ribu aplikasi pemerintah menjadi hanya 8 aplikasi super (Super App). Super App nantinya akan jadi layanan publik terpadu untuk menghasilkan satu data, bagian dari implementasi kebijakan berbasis data. Paling tidak, pemerintah hanya butuh 8 aplikasi yang terintegrasi untuk memudahkan komunikasi.
Johnny juga menyebut pihaknya berencana membangun empat pusat data berbasis government cloud. Sebab, dari 2.700 pusat data dan server pemerintah saat ini hanya 3 persen yang berbasis cloud. Hal itu tentu disayangkan lantaran menyulitkan dalam penyatuan data pemerintahan.