Pendapat yang populer di masyarakat mengartikan bahwa Lengger berasal dari dua kata yakni “Leng” yang berarti lubang sebagai simbol feminimitas dan kata “ngger” yang merujuk pada jengger ayam jantan (jago) sebagai lambang maskulinitas.
Di Wonosobo, Lengger dikenal dengan nama Tari Topeng. Hal tersebut karena perpaduan antara kesenian Lengger dan Tari Topeng. Munculnya Tari Topeng Lengger di Wonosobo tak lepas dari hilangnya Lengger Lanang, sehingga diteruskan dengan lahirnya kreasi Lengger Putri yang digagas oleh Sukarsih serta seniman lainnya sebagai penari generasi awal dan diteruskan hingga Sri Winarti sebagai penari generasi kedua.
Di Banyumas, Lengger lebih dikenal dengan sebutan Lengger Lanang karena ditarikan oleh laki-laki yang berdandan seperti perempuan. Masrayakat Banyumas mempercayai kesenian Lengger mengandung nilai kesuburuan, sebagaimana juga diungkapkan oleh Rianto.
“Lengger merupakan figur ekspresi estetis kebudayaan Banyumas. Tradisi Lengger telah berlangsung selama ratusan tahun dan lahir dari rahim kaum tani Banyumas, Jawa Tengah yang konon mengkreasikan Lengger sebagai bagian ritus kesuburan (agriculture ceremonies),” demikian Rianto menjelaskan.
Pelaksanaan BBM di Wonosobo kali ini mencoba membawa pemateri dari Tari Topeng Lengger dan juga Lengger Lanang untuk memperkaya dan memperdalam pengetahuan dan kemampuan menari para peserta terhadap kesenian Lengger. Selama tujuh hari, para peserta akan digodokdengan beragam materi seputar Lengger sehingga nantinya diharapkan bisa lahir maestro-maestro Lengger berikutnya.