Jumat, November 1, 2024

Eksodus Ruang Dalam

Must read

Catatan: Renatre Pameran Lukisan Tunggal Karya Terbaru Giri Basuki

Oleh: Fajar Sidiq Sukirnanto

Menata pameran pada ruang kecil tapi indah (small is beautiful), tidaklah mudah. Strategi dibutuhkan dalam pengalaman menata pameran seni dan menghadirkan, ke ruang publik. Ruang pameran adalah ajang eksistensi kreator untuk di kukuhkan, adalah tantangan ruang pamer yang memiliki kelebihan lekuk dan bidang jejak visual mudah hilang di dalam bidang dan dinding kosong. Elemen dan karakter interior sebaiknya dibaca cermat dengan menundukkan pada karya-karya seni yang bernas.

Karya tidak hanya hadir memenuhi ruang sebagai elemen visual saja tapi dimensi yang tersembunyi pada kekuatan karya seni harus menyatu dan tarik menarik. Garis maya akan mengganggu konsentrasi melihat lukisan. Ruang adalah kenyataan bagaimana bentuk dan ide dan gagasan di terjemahkan menjadi kekuatan energi kreator di tempatkan, salah sedikit peletakan mengganggu nilai estetika yang menjadi kekuatan penuh seorang kreator.

Dimensi dan daya kreativitas kreator ditantang untuk dapat menunduk bidang bidang, garis-garis maya yang menggangu mata karena dibatasi tempat art space yang bukan peruntukan sebagai ruang pameran seni rupa.

Bangunan kepercayaan eksistensi perupa memasuki alam kesenian, ketika kreatifitas menjadi ungkapan perjalanan Giri Basuki dimana unsur-unsur dan dinamika citraaan adalah kehadiran proses kreatif yang perlu di perhitungkan.

Melihat daya seni menterjemahkan ide gagasan dalam torehan diatas kanvas, dalam medium varibelnya melihat unsur temuan objek dan benda baik itu element ready made dan found object distabilkan kekuatan visual yang non konvensional. Gairah menorehkan jejak sapuan kuasnya dari unsur imajiner dan bungkus narasi futuristik nya ada geksture lanskap simbolik, horizon dan cakrawala, yang dengan lugas berbicara tentang peradaban dan bacaan isu nasional, global yang menjadi senjata pamungkas memasuki atmosfer perubahan iklim dan isu sosial politik yang melanda dunia sejak pandemi.

Persinggungan ini di kritisi melalui wujud narasi simboliknya peran simbol yang menonjol dengan gambaran amuk dan siklus metaphore kehidupan gejala perlambang kunci dan tangan mewakili peradaban sains dan tekhnologi. Beberapa guratan tehnik pisau palet yang didominasi unsur gold dan black merujuk pola genre art deco berbalut yang sublim dan liar, kita dibawa keliaran dialog imajiner pada bangunan semesta (spasio temporal).

Citraan yang berkeliaran adalah wajah ekspresi yang muram dengan memoribilia yang syahdu pada kanvas yang lain warna-warna yang lembut, psikologi warna dari candy colours membuat bentukan itu di-frozen-kan.

Pengalaman indra pada garis horizontal dan vertikal jalan line cross, jejak rekam visual pada fenomena bumi dan langit, begitu torehan garis liris sebagai gambaran pribadi yang tampak begitu elegan berbicara. Narasi ini seperti membongkar pengetahuan untuk membaca pikiran penciptanya, banyak pesan tersembunyi yang terselipkan dalam gambaran-perlambang.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article