Menuju Indonesia 4.0, GeoAI Summit 2022 tawarkan teknologi geospasial berbasis kecerdasan buatan (AI)
Indonesia 4.0 belakangan ini kerapkali menjadi topik perbincangan yang hangat di kalangan praktisi industri. Agar tidak tertinggal, hampir semua sektor industri di Indonesia saat ini melakukan transformasi digital, yakni mengalihkan proses alur kerja dari manual (paper based) ke digital dan otomatisasi.
Seperti yang dikatakan Presiden Joko Widodo pada hari perayaan ulang tahun Badan Informasi Geospasial baru-baru ini, bahwa negara yang kuat adalah negara yang menguasai data, informasi dan teknologi geospasial.
Solusi berbasis data, lokasi dan kecerdasan buatan (AI) atau disebut dengan geospatial artificial intelligence (GeoAI) adalah suatu pendekatan pemecahan permasalahan dengan menggunakan sistem informasi geografis yang digabungkan dengan AI, termasuk di dalamnya machine learning dan deep learning.
Di era transformasi digital saat ini, pemanfaatan teknologi geospasial, big data, dan AI telah memicu kemajuan dalam analisis geospasial untuk perencanaan pembangunan, penentuan kebijakan, dan pengambilan keputusan.
Esri Indonesia, sebagai bagian dari Esri global yang merupakan pelopor sekaligus perusahaan penyedia perangkat lunak dan solusi berbasis sistem infomasi geografis, pada Selasa (6/12) menyelenggarakan GeoAI Summit 2022 di Jakarta yang merupakan forum pertemuan antar pemangku kepentingan seperti regulator, pemerintah, pelaku industri yang tertarik mengimplementasikan teknologi GeoAI di ranahnya masing-masing.
Menurut Country Manager Esri Indonesia Christanto Yanuar, banyak perusahaan yang menawarkan solusi AI, namun menggabungkan kecerdasan lokasi (data, informasi geografis) dengan AI adalah nilai tambah yang ditawarkan Esri Indonesia.
“Di acara GeoAI Summit 2022, dapat dilihat banyak sekali pemanfaatan GeoAI di berbagai industri. Kemampuan mendeteksi objek, menemukan pola dan membuat prediksi, dapat dilihat dan diakses melalui dashboard kapan saja,di mana saja. Bersama BNPB, Esri Indonesia telah mambangun dashboard penanggulangan bencana, untuk mengidentifikasi koordinat yang terkena dampak paling parah untuk menentukan skala prioritas bantuan, seperti pada gempa di Cianjur baru-baru ini,” ujar Christanto.
Hadir sebagai keynote speaker Dr. Ir Ade Komara dari Badan Informasi Geospasial yang menekankan pentingnya percepatan penyediaan peta dasar skala besar sebagai infrastruktur utama yang dijadikan dasar atau acuan ketika institusi atau organisasi lain membuat peta-peta tematik sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.