Lembaga training berbasis ilmu-ilmu Al Qur’an dan hadist PPA Institute menggelar event akbar bertema Moslem Fest di kota Tangerang Selatan. Kegiatan yang mengundang lebih dari 1.000 anak yatim dari berbagai yayasan dan panti asuhan tersebut juga menghadiri para praktisi dan pelaku usaha yang telah berhasil di bidangnya masing-masing, seperti Fatimah Az-Zahra dari Batrsyia dan Temmi Wahyuni dari Nibras Corporation yang menjadi sponsor utama.
Selain itu, sejumlah artis ibukota seperti Gary Iskak, Dik Doank, dan Richa Iskak juga turut memeriahkan acara ini.
Menurut pendiri PPA Institute Rezha Rendy, saat ini banyak umat Islam yang belum maksimal dalam mengaplikasikan ajaran agama sebagai solusi hidup. Agama dianggap sebagai ibadah ritual saja, dan ibadah sosial seperti zakat, infak dan sedekah pun hanya dilakuan by accident dan bukan sesuatu yang direncanakan.
“Kami mengangkat tema Membumikan Tauhid – Melangitkan Doa Menjemput Keajaiban Bersama 1000 Anak Langit untuk kegiatan Moslem Fest tahun ini. Tentu ada banyak sekali alasan mengapa tema ini menjadi sesuatu yang penting untuk diangkat. Pertama, karena kami ingin mengajak masyarakat untuk bisa mengaplikasikan ilmu tauhid yang selama ini mereka dapatkan sebagai bagian dari solusi permasalahan hidup.”
“Kedua, kami ingin mempercepat tercapainya hajat para donatur maupun jamaah yang sering ikut kajian PPA melalui doa anak-anak yatim. Mereka ini, para yatim, adalah daya ungkit yang sangat efektif dalam mempercepat terkabulnya doa,” tuturnya saat ditemui di kantor PPA Institute, Jakarta (29/12).
Acara yang dibuka oleh Lista Hurustiati, istri dari Walikota Tangerang Selatan Benyamin Davnie tersebut diselenggarakan di Universitas Terbuka (UT) Convention Center, Tangerang Selatan serta dihadiri juga oleh sejumlah trainer dan ustad seperti Sonny Abi Kim, Muhtar Fathoni, Dedy Irawan, Dudin Badrudin, Zulfikarullah dan Qodar Ramdhani.
“PPA Institute sendiri adalah lembaga pendidikan yang ingin membumikan ayat-ayat Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perjalanan kami satu dekade ini, kami menemukan bahwa umumnya persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia hampir sama saja, mulai dari keuangan, kesehatan dan rumah tangga atau jodoh. Di sinilah kami hadir untuk memberikan solusi praktis berbasis ilmu akidah.”
Menurut Rendy, jauhnya seseorang dari agama bisa berdampak buruk pada kehidupan pribadi mereka, seperti hutang yang tidak kunjung terlunasi, penyakit yang tidak sembuh, jodoh yang tidak ketemu, bisnis bangkrut, di-PHK dari tempat kerja, hingga anak-anak yang sulit diatur.