Si pemain cantik akan membuat perangkat permainan dengan duduk disingasananya membentuk sistem pasar egaliter nan elegan, kebijakan dari keagungan konsorsium, federasi atau apapun penamaannya dan mengarahkan selera seni yang telah ditentukan entah itu manipulasi, menciptakan pasar eksklusif atau sekadar akal akalan tetapi kehadiran terlegitimasi oleh jaringan yang kuat dan mengakar.
Maka, bercokollah bangunan sendikat seni, memonopoli selera seni, memberanguskan nilai sejarah seni hanya untuk segolongan, papan atas, di arus bawah masih terbuai oleh dongeng seribu pulau dan mimpi indah tentang kebebasan berekspresi yang dianggap sah saja, untuk berani menjadi seniman terkini.
Mari kita sudahi narasi ini untuk menjadi resep obat mujarab yang sehat dan cerminan kehidupan kesenian kita yang sehat ke depannya. Semoga tulisan ini bisa menjadi tempat kita belajar bersama untuk memahami arti kesungguhan dan berkesenian idealnya dengan kejujuran dan dipercaya, agar tidak tercoreng mereka yang berkesenian dengan cara yang sehat, bukan diperuntukan pendusta yang sah tak dianggap itu.
Bertobatlah menuju jalan kebaikan bersama hidup dalam siklus harkat martabat dan hidupkan nurani yang amanat kepada jalan kebudayaan. Tabik dari pinggiran Utan Kayu, Jakarta
Penulis adalah kurator dan sejarawan