Senin, Desember 23, 2024

Fortinet perluas penawaran layanan dan pelatihan untuk security operations center

Must read

  • Sebagai upaya pencegahan dan melawan ancaman siber
  • Pendekatan multifaset meningkatkan komitmen global Fortinet untuk menghapus kesenjangan keterampilan keamanan siber

John Maddison, EVP of Products and CMOFortinet

“Fortinet membangun otomatisasi berbasis Machine Learning (ML) di semua penawaran SOC (Security Operations Center) untuk mendukung tim yang kekurangan anggota karena dampak kurangnya tenaga ahli keamanan siber. Tapi teknologi saja tidak cukup untuk memecahkan masalah ini, karena itu kami berdedikasi untuk juga memberi layanan augmentasi SOC berbasis manusia untuk memberi dukungan langsung, sambil tetap berinvestasi pada badan pelatihan yang memimpin industri untuk menghapus kesenjangan keahlian keamanan siber. Kombinasi teknologi, layanan, dan pelatihan ini memungkinkan tenaga profesional SOC untuk melindungi organisasi mereka dari tahap deteksi sampai pemulihan insiden dengan lebih baik.”

Ringkasan berita

Fortinet® (NASDAQ: FTNT), pemimpin global dalam solusi keamanan siber yang luas, terintegrasi, dan otomatis, hari ini mengumumkan layanan augmentasi pusat operasi keamanan (Security Operations Center/SOC) baru yang dirancang untuk membantu memperkuat resiliensi siber organisasi dan mendukung tim yang kekurangan anggota akibat kurangnya tenaga ahli.

Selain itu, sebagai upaya pimpinan Fortinet untuk membantu menghapus kesenjangan keahlian siber, Fortinet Training Institute telah menambahkan prakarsa di seluruh program untuk meningkatkan akses ke pelatihan dan sertifikasi yang diakui industrinya.

Kekurangan Keahlian Keamanan Siber Memicu Pendekatan Baru

Kekurangan tenaga yang terjadi saat ini masih menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi tim SOC secara global. Laporan Kesenjangan Keahlian Keamanan Siber 2022 Fortinet menunjukkan bahwa 50% pemimpin global menyatakan bahwa operasi keamanan adalah salah satu jabatan yang paling menantang untuk diisi, dan 42% dari mereka masih membutuhkan analis operasi keamanan.

Selain itu, survei Fortinet yang sama menemukan bahwa 80% perusahaan di seluruh dunia mengalami satu kebocoran data atau lebih karena kurangnya keahlian dan kesadaran keamanan siber.

Kurangnya sumber daya dan personel, ditambah sedikitnya volume peringatan yang diterima tim SOC tiap hari, sering berujung pada deteksi yang terlewatkan dan respons lambat yang meningkatkan paparan pada risiko siber.

Tim SOC membutuhkan pemecahan masalah langsung untuk memitigasi tantangan seperti ini dengan berinvestasi pada SOC otomatis dan terintegrasi, serta teknologi dan tenaga keamanan siber profesional berpengalaman untuk dapat lebih melindungi diri dari berbagai ancaman.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article