Rantai Suplai Penyerangan Makin Kompleks dan Canggih untuk Menandingi Evolusi Sistem Pertahanan
Edwin Lim, Country Director of Indonesia, Fortinet
“Transformasi digital di Indonesia sedang mendapat momentum, sehingga penting bagi perusahaan maupun pemerintah untuk terus waspada menghadapi berevolusinya lanskap ancaman. Undang-undang Perlindungan Pribadi (Personal Data Protection Act/PDPA), yang mengutamakan privasi dan keamanan data, merupakan langkah positif untuk mencapai tujuan tersebut.
Namun, untuk benar-benar mengamankan diri terhadap ancaman siber (cyber threat), perusahaan membutuhkan pendekatan pertahanan yang proaktif dan komprehensif. Di sinilah Fortinet menawarkan solusi. Kami berkomitmen membantu perusahaan mematuhi peraturan terkini dengan menyediakan kapabilitas pendeteksian dan pencegahan ancaman yang mutakhir.”
Derek Manky, Chief Security Strategist & Global VP Threat Intelligence, FortiGuard Labs
“Mempertahankan akses dan menghindari pendeteksian bukan perkara mudah bagi penjahat siber (cyber adversary), seiring makin mutakhirnya sistem pertahanan siber dalam melindungi perusahaan dewasa ini.
Untuk menandinginya, para penjahat kian meningkatkan kemampuan dengan teknik pengintaian yang makin banyak dan alternatif serangan yang lebih canggih untuk mendukung upaya destruktif mereka melalui metode ancaman sejenis APT (Advanced Persistent Threat/ ancaman berkesinambungan tingkat lanjut) seperti wiper malware atau serangan mutakhir lainnya dalam bentuk payload.
Untuk menghadapi taktik kejahatan siber (cyber crime) berkesinambungan yang mutakhir ini, perusahaan perlu fokus menerapkan inteligensi ancaman berdasarkan pembelajaran mesin yang terkoordinasi dan dapat ditindaklanjuti secara real time pada semua perangkat keamanan, agar dapat mendeteksi aksi mencurigakan dan melancarkan mitigasi terkoordinasi pada permukaan serangan yang makin luas.”
Ringkasan Berita
Fortinet® (NASDAQ: FTNT), pemimpin keamanan siber (cybersecurity) global dalam memicu konvergensi jaringan dan keamanan, hari ini mengumumkan Laporan Lanskap Ancaman Global semi-tahunan terkini dari FortiGuard Labs.
Lanskap ancaman dan permukaan serangan terhadap perusahaan senantiasa berubah, sementara kemampuan penjahat siber dalam merancang dan menyesuaikan teknik mereka terhadap evolusi lingkungan terus menjadi risiko signifikan bagi semua ukuran bisnis, terlepas dari karakteristik industri dan geografis. Untuk bahasan lebih rinci dan beberapa poin penting dari laporan tersebut, silakan baca di blog ini.
Sorotan pada laporan 2H 2022 adalah sebagai berikut:
- Distribusi wiper malware secara massal terus menunjukkan evolusi serangan siber yang destruktif.
- Inteligensi baru memungkinkan CISO untuk mengutamakan upaya mitigasi risiko dan meminimalisasi permukaan serangan yang aktif melalui pengembangan pendekatan “Red Zone”.
- Ancaman ransomware tetap berada di titik tertinggi, tanpa adanya tanda-tanda akan melambat secara global seiring adanya varian baru dari Ransomware-as-a-Service (RaaS).
- Malware yang paling sering muncul telah berumur lebih dari setahun dan melalui banyak spesiasi, yang menunjukkan kemanjuran dan sisi ekonomis dari penggunaan kembali dan pendaurulangan kode.
- Log4j terus berdampak pada perusahaan di semua kawasan dan industri, terutama pada sektor teknologi, pemerintahan, dan pendidikan.