— in memoriam Mochtar Pabottingi
Jogja, akhir 1960-an.
Ketika masih bercelana pendek
Ketika menyusuri malam-malam Malioboro
Di buk seberang Gedung Agung
Selalu kuberharap jumpa para intelektual muda bercahaya
Mochtar Pabottingi di antaranya
Atletis, tampan, turtle neck warna krem
Dialah “Pangeran Malioboro” —
penuh kagum aku menjulukinya
Ia selalu memberi semangat si bocah gelandangan penuh mimpi
Untuk itu, Bang Mochtar, aku bersyukur, bahagia, terimakasih sepanjang hayat
Kelak, engkau tegak sebagai salah seorang Guru Bangsa
Tegar, berani, menjaga api ilmu, di jalan lurus, rendah hati, bersahaja
Selamat jalan, Guruku, Pangeranku
Menuju gerbang segala ilmu
Tidak. Aku tidak menangis
Hanya dadaku rasa sesak
Berlubang oleh kenangan
Musim semi dan musim gugur
Sejarah politik penuh luka
Yang selalu kaucari obatnya
Dengan Cahaya!
Bekasi, 4 Juni 2023
Yudhistira ANM Massardi