Oleh: Dahlan Iskan
Dia begitu sukses menjadi panglima hilirisasi nikel. Ia pun akan jadi panglima di hilirisasi bauksit. Juga hilirisasi petrochemical dan fiber glass.
Sejak masih muda saya sudah terlibat diskusi aktivis: mengecam pemerintah yang hanya bisa ekspor bahan mentah. Yang lagi top waktu itu: kayu gelondongan dan rotan. Ekspor langsung dari hutan.
Aktivis hanya bisa demo.
Pengusaha terus saja membabat hutan. Itulah sumber kekayaan baru di awal Orde Baru: orang menyebutnya emas hijau.
Gelombang orang kaya baru bermunculan dari kayu hutan. Tidak pernah ada pemikiran hilirisasi kayu gelondongan. Pun sampai hutannya habis.
Rasanya di zaman itulah lahir gelombang pertama orang kaya baru di Indonesia. Di zaman Orde Baru. Menjadi kaya dengan cara yang mudah.
Sebelum itu memang ada zaman kopra. Di akhir Orde Lama hingga awal Orde Baru. Tapi kopra berasal dari jerih payah manusia. Pohon kelapa harus ditanam. Buah kelapanya dijadikan kopra. Lalu diolah jadi minyak goreng.
Sedang kayu gelondongan tinggal babat hutan. Modal yang paling mahal mungkin hanya untuk uang sogok ke pejabat pemberi izin.
Boleh dikata nikel adalah kisah sukses pertama hilirisasi hasil bumi Indonesia.
Memang UU yang melarang ekspor bahan mentah dilahirkan di zaman SBY. Pun peraturan pelaksanaannya. Tapi era Presiden Jokowi-lah yang berhasil memaksakan hilirisasi itu terjadi.
Saya ingat pertemuan kami bertiga: Menteri Perindustrian Mohamad S. Hidayat, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, dan satu menteri lagi tadi. Kami membahas batas waktu yang hampir habis dari UU tersebut. Tinggal beberapa bulan. Harus dilaksanakan.