Bersamaan dengan bauksit itu Luhut lagi bersikeras membangun petrochemical dan fiber glass. Salah satu yang paling besar di dunia: di Kaltara.
Industri itu akan menghasilkan 60.000 jenis turunannya. Semua berupa bahan baku utama industri zaman baru. Di situlah jenis-jenis material baru akan dihasilkan. Lengkap. Sekaligus semua bahan baku yang diperlukan industri baru.
Sampai hari ini hampir semua bahan baku itu masih harus diimpor. Masih sampai 95 persennya. Itu yang tidak akan terjadi lagi. “Belum pernah Indonesia akan seperti ini,” katanya.
Dari Kaltara itulah nanti sumber utama pertumbuhan ekonomi negara. Bukan lagi bersandar pada pertumbuhan tradisional lagi. Daru situlah Luhut berencana mengatrol pertumbuhan untuk tidak lagi di kisaran 5 persen setahun.
Di mata Luhut, masa depan Indonesia sangat cerah. Tapi semua itu harus terlaksana.
Presiden Jokowi lebih jauh lagi: momentum itu belum tentu akan ada lagi. Ia mengingatkan apa yang terjadi di Amerika Latin. Sampai hari ini pun tidak pernah lagi mendapatkan momentum itu. Lalu jadi negara-negara yang terjerat memuter-muter di situ-situ saja.
Saya jadi paham mengapa ada isu tiga periode. Lalu ada isu cawe-cawe yang kini telah jadi bahasa politik nasional. (Dahlan Iskan)