Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI baru-baru ini mendapat kunjungan dari SD Kristen Nuruwe, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Diwakili oleh Kepala Sekolah beserta dewan guru dan komite perwakilan orang tua serta 40 anak didik, tujuan mereka datang ke Jakarta adalah ingin belajar dan meniru dari sekolah-sekolah yang ada di kota besar tersebut.
Kepala Sekolah SD Kristien Nuruwe Naomi Felvina Mairissa menaruh harapan khusus terhadap PKS, khususnya anggota legislatif dari dapil Maluku untuk terus menjadi yang terbaik bagi masyarakat provinsi Maluku.
“Harapan saya terkhusus buat ibu Sadiah (Saadiah Uluputty, anggota FPKS) yang pertama adalah ke depan tetap menjadi anggota DPR lagi, dan tetap jadi yang terbaik untuk masyarakat provinsi Maluku. Kami bangga sekali dan harapan saya Tuhan pakai (ibu) jadi saluran berkat untuk banyak orang. Saya punya harapan besar supaya pendidikan kami tetap maju,” tuturnya.
Dalam kunjungannya bersama perwakilan kelas 1 sampai kelas 5, SD Kristen Nuruwe menampilkan pentas seni Ukulele yang dimainkan oleh para siswa.
“Kenapa kami harus ada pentas seni, karena kami mau mengembangkan budaya daerah Maluku. Maluku terkenal dengan kota musik, itu sebab kami membudayakan musik ukulele yang dimainkan oleh anak-anak kita dan dipentas dengan beberapa tarian supaya tidak punah.”
Perjalanan panjang rombongan sekolah tersebut menuju Jakarta untuk bertemu perwakilan PKS dimulai dari Serang ke Ambon lalu menyeberang dengan kapal selama lima hari di laut. Anggota legislatif PKS dari Maluku Saadiah Uluputty mengapresiasi kehadiran tamu-tamu dari daerah pilihannya tersebut.
“Datang menggunakan kapal laut ke Jakarta lima hari terombang-ambing di atas kapal tentu perjuangan tersendiri bagi mereka. Saya ikut bahagia sekali putra putri Maluku yang menjadi generasi penerus bangsa hadir di sini. Duduk di kursi-kursi DPR menjadi pengalaman yang berkesan bagi mereka dan menjadi kenangan untuk membangkitkan semangat percaya diri dan optimisme, bahwa mereka yang ada di daerah pesisir, daerah pulau terpencil, di ujung paling timur Indonesia bisa datang ke Jakarta dan berinteraksi dengan masyarakat,” ungkap Saadiah.
Menurutnya, apa yang disampaikan para guru ini menjadi satu paradigma tersendiri yang patut dicontoh oleh guru-guru ataupun sekolah-sekolah penggerak lainnya.