Anak muda sekarang cenderung lebih memilih untuk menkonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Algooth mengungkapkan, riset Future Foundation pada 2016 mendapati generasi milenial memiliki kecenderungan meninggalkan merek-merek terkenal.
“Milenial sekarang merupakan segmen terbesar penduduk di seluruh dunia. Mereka berbeda dalam banyak hal,” jelas Algooth.
Algooth menambahkan, Goldman Sachs Investment Research 2018 mendapati konsumen dari generasi milenial memiliki kecenderungan untuk mengonsumsi makanan dan minuman sehat dibandingkan generasi terdahulu mereka.
“Bagaimana di dalam negeri? Survei JAKPAT bertajuk ‘Healthy Meals Among Indonesian Millennials’ pada 2018 mendapati hal yang sama dan tren ini menurun pada generasi Z,” ujar Algooth.
Menanggapi konflik Palestina-Israel yang berujung penguatan gerakan Boycott, Divestment & Sanctions (BDS), Algooth menilai banyak brand lokal yang bisa menggantikan brand-brand impor yang terdampak.
“Konflik kedua bangsa ini bukan konflik agama. Jadi spektrum gerakan ini luas. Meski demikian kita melihat bahwa perusahaan nasional harus mampu tampil menggantikan produk yang mengalami BDS. Saya yakin perusahaan nasional kita banyak yang bisa menggantikan brand-brand yang mengalami BDS,” jelas Algooth.
Editor CNBC Indonesia, Hadijah Alaydrus menilai bahwa berdasarkan pengalamannya, dari kaca mata media, para pembaca telah memahami bahaya penggunaan BPA dalam AMDK. Tapi di sisi lain, lanjut Hadijah, ada juga media yang membuat bingung pembaca karena menyebut AMDK non-BPA juga berisiko.
“Media bisa membantu meluruskan dan memberikan info-info secara jelas ke masyarakat. Dari sisi ekonomi, misalnya, media bisa menulis tentang keuntungan penggunaan kemasan bahan PET bagi kalangan UMKM,” ujar Hadijah.