Permintaan
Permintaan masih terus meningkat pada 2023, didorong oleh konsolidasi perusahaan dan perpindahan menuju kualitas gedung perkantoran yang lebih baik. Penyerapan bersih ruang perkantoran Grade A diperkirakan mencapai 180.000 m2 pada tahun 2023.
Penyerapan bersih diperkirakan akan melambat pada 2024 karena penyewa akan bersikap “wait and see” dalam pengambilan keputusan penting, menunggu hasil pemilu. Tingkat hunian ruang, akan tetapi, diperkirakan akan sedikit membaik karena tidak adanya pasokan kantor baru yang masuk pada 2024.
Pertumbuhan Sewa
Meskipun penyerapan bersih dan tingkat hunian terus mencatatkan tren membaik, pemilik gedung akan masih sangat berhati-hati dalam menaikkan harga sewa dasar (base rental) mereka. Tarif sewa gross diperkirakan akan sedikit mengalami kenaikan, yang lebih disebabkan oleh kenaikan komponen serviced charge.
Pertumbuhan sewa diperkirakan akan meningkat pada 2025 apabila pemilu berjalan baik yang akan mengarah ke peningkatan kondisi perekonomian.
Ritel Jakarta 2024
Pasokan
Hanya satu proyek yang selesai 2023, menambahkan 5.000 m2 (+0,1%) ruang ke pasar ritel Jakarta. Dua proyek besar yang awalnya direncanakan akan buka pada tahun 2023 bergeser ke tahun 2024 dengan demikian akan ada tiga proyek baru seluas 100.000 m2 (+2,1%) yang akan menambah pasokan ruang ritel di Jakarta di tahun mendatang.
Beberapa mal terutama mal strata-title akan direvitalisasi untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih komprehensif, untuk menangkap preferensi generasi muda sebagai faslitas retail yang menarik dan relevan.
Ritel baru yang direncanakan lebih banyak berkonsep fasilitas penunjang sebagai bagian dari pengembangan mixed-use, seperti perkantoran dan apartemen, maupun pendukung integrasi kawasan berorientasi transit (TOD).
Permintaan
Penyerapan bersih positif ruang ritel akan terus berlanjut, akan tetapi, tingkat kekosongan diprediksi naik (+1,7%) dikarenakan masuknya pasokan baru yang lebih tinggi dari tingkat penyerapan di tahun 2024. Tingkat hunian di akhir kuartal ketiga 2023 relatif stabil di 77,2%.
Seiring dengan berjalannya tahap pemulihan pasar ritel, beberapa brand internasional menunjukan ketertarikannya untuk masuk ke Indonesia dengan rencana ekspansi. Segmen F&B tetap menjadi yang paling aktif, dilanjutkan dengan brand olahraga/fashion, lifestyle, dan hiburan yang juga kuat berekspansi.