Senin, Desember 23, 2024

Sudah saatnya Gus Mus turun gunung

Must read

Oleh Ahmad Sururi

Melihat Gus Yahya membawa NU ke dalam pusaran politik membuat kita, nahdliyin akar rumput ini mengelus dada. Bukan bermaksud su’ul adab atau kemeruh. Tapi manuver politik Gus Yahya memang membahayakan NU. Dengan asas kecintaan inilah, semoga saja pendapat dari orang dhaif ini ndak disalahpahami.

Saya Ahmad Sururi, bukan ulama kondang atau tokoh besar dalam struktur NU. Hanya orang kecil, ilmunya sedikit. Satu kalimat saja ndak penuh.

Kegelisahan saya ini adalah juga kegelisahan orang banyak. Mereka yang tumbuh dan hidup dalam napas ke-NU-an. Tidak mencari hidup dari NU. Tapi berupaya sebisa mungkin menghidupkan NU.

Orang-orang kecil yang memiliki daya upaya kecil. Modalnya ikhlas dan telaten.

Melihat NU hari ini, saya sampai malu dan terpaksa menyebutnya sudah seperti perusahaannya Jokowi. Gus Yahya menjadi CEO dan Jokowi menjadi komisarisnya.

Apapun perintah komisaris, CEO harus patuh. Karena komisaris punya saham cukup besar. Dia bisa melengserkan CEO dengan hanya bersiul kecil. Setidaknya sampai Oktober 2024.

Jokowi memang punya andil besar menempatkan Gus Yahya sebagai Ketum PBNU. Tapi yang harus disadari, NU itu bukan lagi partai politik. Tidak pantas ikut bermain politik dagang sapi.

NU ya jam’iyyah. Tugasnya menjadi jembatan antara pemerintah dan ummat. Bukan menjadi kepanjangatanganan penguasa. Atau amit-amit, malah jadi pesuruhnya penguasa.

Ada banyak kabar yang masuk ke telinga saya. Tentang mobilisasi struktural NU. Ada nama khofifah disebut. Dasarnya, dia diancam dengan kasus hukum. Khofifah tinggal dorong sedikit sudah pasti masuk.

Maka dia terpaksa bergerak. Tapi itu kan urusan pribadi. Jangan bawa-bawa NU. Salah sendiri terperosok.

Kalau Gus Ipul dasarnya kesepakatan dengan komisaris tadi. Makanya suara Gus Ipul keras sekali kampanyenya. Kalau tidak membawa nama NU ndak masalah. Tapi “nyales” begitu pakai embel-embel NU kok ya ndak pantes rasanya.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article