Jangan dikira itu kebetulan, atau sekedar asik-asikan. Itu memang bentuk manipulasi yang disiapkan untuk mengelabui, bahwa ada sesuatu yang betul-betul ingin disembunyikan.
Tapi mungkin Prabowo lupa, betapapun keras ditutup-tutupi dengan berbagai cara, rekam jejak tak bisa disembunyikan. Barangkali inilah yang membuat hasil surveinya terus stagnan di angka 42-45 persen. Ada banyak sekali masyarakat yang tak merelakan, bangsa yang besar ini dikuasai sosok yang punya riwayat buruk.
Kita sepakat, politik sejatinya adalah jalan pengabdian, ketika cara-cara yang ditempuh dengan manipulasi, artinya jelas bahwa keberpihakan pada rakyat hanya kebohongan belaka. Dengan begitu kekuasaan hanyalah nafsu untuk menguasai segala-galanya.
Seperti kisah film Spilt. Ada kalanya pelaku tak sadar berubah menjadi seperti bocah menggemaskan, namun di sisi lain tersimpan jiwa moster dalam dirinya. Bahkan monster inilah yang mendorongnya menculik gadis-gadis. Lalu, ketika “anak baik” diasosiasikan kepada Prabowo, apakah tujuannya juga sama, untuk menyembunyikan jiwa monster dalam dirinya?