Rabu, November 13, 2024

Sampoerna Lanjutkan Program UMKM Untuk Indonesia Untuk Transformasi Digital di Tahun 2024

Must read

PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), melalui program pemberdayaan UMKM “Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC)” di bawah payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia”, kembali meluncurkan program UMKM Untuk Indonesia (UUI) untuk Transformasi Digital 2024, Kamis (22/2/2024) secara serentak di Kota Bandung, Kota Cirebon, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bogor. Program yang dilaksanakan bulan Februari – September 2024 ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan teknologi digital para pelaku UMKM di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta sehingga mereka dapat meningkatkan daya saing. Tahun lalu, program ini sudah berhasil memberi pelatihan dan membina 1.077 UMKM khususnya untuk adaptasi digital bagi pengembangan usaha.

Bandung, 22 Februari 2024 – PT HM
Sampoerna Tbk. (Sampoerna), melalui program pemberdayaan UMKM “Sampoerna
Entrepreneurship Training Center (SETC)” di bawah payung Program Keberlanjutan “Sampoerna
Untuk Indonesia”, kembali meluncurkan program UMKM Untuk Indonesia
(UUI) untuk Transformasi Digital 2024
, Kamis (22/2/2024) secara serentak di
Kota Bandung, Kota Cirebon, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bogor.

Program
yang dilaksanakan bulan Februari – September 2024 ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan teknologi digital para pelaku UMKM di Provinsi Jawa
Barat dan DKI Jakarta sehingga mereka dapat meningkatkan daya saing. Tahun
lalu, program ini sudah berhasil memberi pelatihan dan membina 1.077 UMKM khususnya
untuk adaptasi digital bagi pengembangan usaha.

Program ini menargetkan sekitar 1.000 pelaku UMKM di kedua provinsi
tersebut. Selama mengikuti program ini, mereka akan menerima berbagai materi
yang relevan, seperti pemasaran melalui platform digital hingga penerapan
sistem pembayaran digital. Program ini turut mendukung pencapaian pemerintah
Indonesia dengan target 30 juta pelaku UMKM untuk go
digital pada tahun ini.

Dalam pelaksanaan program UUI, SETC bersama mitra tanggung jawab
sosial perusahaan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK) akan menggandeng
beberapa pemangku kepentingan strategis, di antaranya adalah Pemerintah
Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah Kota dan Kabupaten Cirebon, Pemerintah
Daerah Kabupaten Karawang, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, dan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta.

Turut hadir dalam peluncuran tersebut adalah Kepala Dinas Koperasi dan
Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat Rachmat Taufik Garsadi mewakili Penjabat (Pj)
Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Pj. Bupati Karawang Aep Syaepuloh, Staf Ahli
Wali Kota Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kota Cirebon Agung Sedijono,
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kab. Bogor Imam Wahyu Budiana, serta Kepala Dinas
Koperasi UKM Kabupaten Cirebon Dadang Suhendra.

Dalam sambutannya, Rachmat Taufik Garsadi mengatakan bahwa Pemprov
Jabar memberikan apresiasi kepada Sampoerna dan Yayasan INOTEK atas
penyelenggaraan acara pemberdayaan UMKM di wilayahnya. Pasalnya, berdasarkan
data BPS, Provinsi Jabar memiliki jumlah pelaku UMKM terbesar di Indonesia. “Maka
dari itu, saya berharap Bapak/Ibu pelaku UMKM dapat memanfaatkan program dari
Sampoerna dan INOTEK agar usahanya kian maju dan kian makmur,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rachmat mengatakan, Pemprov Jabar berkomitmen untuk
terus mendukung UMKM untuk transformasi digital. “Melalui kolaborasi
pemerintah, industri, masyarakat dan pemangku kepentingan, kami akan terus
mengembangkan UMKM agar bisa naik kelas dan berkualitas serta kami dorong
bersama-sama bisa go digital sehingga mampu meningkatkan daya saing
untuk meningkatkan ekonomi para pelaku UMKM,” ujar Rachmat di Bandung.

Sementara itu Aep menyampaikan bahwa menciptakan
platform digital untuk pemasaran oleh pengusaha lokal memberikan kemudahan
berjualan bagi pelaku UMKM, khususnya yang ada di Kabupaten Karawang. Oleh
karena itu, Pemkab Karawang sangat mengapresiasi Sampoerna dan INOTEK yang hari
ini mempertemukan antara platform digital buatan lokal dengan pelaku UMKM untuk
sama-sama bisa berkembang dan berupaya meningkatkan perekonomian lokal.  

Di tempat terpisah pada kesempatan yang sama,
Kadiskop dan UKM Bogor mengatakan: “Kolaborasi menjadi kunci keberhasilan
program dan hari ini kami sangat terbantu dengan adanya program UMKM Untuk
Indonesia dalam upaya mempercepat transformasi digital bagi UMKM Kabupaten
Bogor. Kami harapkan kolaborasi ini dapat berkelanjutan dan memberikan ruang
adaptasi teknologi digital khususnya bagi UMKM”.

Mewakili Pemkot Cirebon, Agung juga
menyampaikan apresiasinya atas program ini. Lebih lanjut, Agung mengatakan
bahwa pihaknya memiliki program “Bangga Buatan Cirebon” sebagai ajang untuk
mempromosikan produk UMKM dan membuka akses pasar yang lebih luas bagi para
pelaku usaha di daerah tersebut. Ia mengatakan, program UMKM Untuk Indonesia
dapat memperkuat program “Bangga Buatan Cirebon” melalui upaya meningkatkan
kemampuan teknologi digital UMKM.

Sejak didirikan pada 2007, SETC telah memberi
pelatihan kepada lebih dari 70.000 pelaku UMKM di Indonesia, baik secara daring
maupun luring. Program ini merupakan salah satu dari berbagai pelatihan dan
pendampingan UMKM yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan utama
SETC selama 17 tahun terakhir bagi UMKM di berbagai wilayah di Indonesia.

Ishak Danuningrat, Kepala Urusan Eksternal Sampoerna,
menyatakan bahwa Sampoerna berkomitmen untuk memperkuat perkembangan UMKM di
Indonesia, termasuk dengan memanfaatkan teknologi digital. “Sampoerna
secara konsisten mendukung kemajuan sektor UMKM sebagai salah satu motor utama
ekonomi negara,” ujar Ishak.

Ketua Dewan Penasehat Yayasan INOTEK, Ilham Akbar
Habibie, menyampaikan bahwa masuk ke era digital bukan lagi hal yang bisa
diabaikan oleh sektor apapun. Maka, adaptasi digital sangat diperlukan bagi
para pelaku usaha. “Ini bukan lagi tentang iya atau tidak, tetapi seberapa
cepat, seberapa luas, dan seberapa dalam. Itulah yang akan menentukan siapa
yang lebih unggul dalam bisnis”, ungkap Ilham. 

Menurutnya, agar transformasi digital bisa sukses
diwujudkan, maka perlu fokus pada empat hal, yaitu kualitas digitalisasi,
integrasi upaya transformasi digital ke seluruh aktivitas organisasi, Upaya memperhatikan
kondisi eksternal, seperti ekonomi, pasar, kompetisi, konsumen dan perkembangan
teknologi, serta impelemntasi manajemen keamanan informasi.

- Advertisement -

More articles

- Advertisement -

Latest article