Senin, Desember 23, 2024

Play Off Inter-Continent

Must read

Syli Nationale dan Nasi Jollof

Oleh: Sabpri Piliang, Wartawan Senior

“Syli Nationale” dan nasi “jollof”, itu dua istilah yang akrab di telinga masyarakat Guinea (Perancis). Calon lawan Indonesia dalam pertandingan “play off”, memperebutkan ‘slot’ ke-16 sepakbola Olimpiade 2024, Paris (Perancis).

Apa itu “Syli Nationale”? Apa itu “Nasi jollof”. Nasi “jollof, adalah makanan khas dan favorit masyarakat Guinea. Berupa campuran (mixing): Nasi, tomat, pasta tomat, bawang, minyak, daging domba atau daging sapi.

Makanan ini, bukan hanya populer di Guinea. Namun lebih “inklusif” ke negara-negara Afrika Barat lain. Seperti nasi goreng yang akrab di Indonesia, dan juga di negara rumpun Melayu lain: Malaysia, Brunei Darusalam, dan Singapura.

Publik Guinea yang gandrung sepakbola, sangat mencintai Timnasnya. Sekalipun ada olahraga populer lain (basket) di negara yang merdeka dari Perancis tahun 1958 ini, lebih menomorsatukan sepakbola. Sebutan “Syli Nationale” dinarasikan dalam logat Perancis yang kental. Karena Guinea yang beribukota di Conakry, memang merupakan jajahan Perancis.

Panggilan “kesayangan” Timnas Guinea sebagai “Syli Nationale”, atau bila diterjemahkan dalam bahasa rumpun Afrika Barat, “Gajah Nasional”, memperlihatkan Timnas Guinea, kuat seperti Gajah. Gajah adalah sebuah simbol hewan besar dan kokoh. Kuat, ya memang kuat. Bila melihat profil para pemainnya.

Timnas Guinea pernah menjadi ‘runner up’ Piala Afrika tahun 1976. Sebuah kompetisi ‘kontinen’ yang sangat bermutu dan berkualitas. Dalam final Kejuaraan itu, Guinea dikalahkan oleh sebuah negara “Maghribi”, julukan lain untuk menyebut negara-negara Afrika Utara yang berdekatan dan berbatasan dengan Eropa (Spanyol). Seperti: Tunisia, Mauritania, Aljazair, dan Maroko.

Guinea, yang penyebutannya lazim pula disebut Guinea Conakry (untuk membedakan dengan Guinea Bissau), adalah negara sepakbola. Keseriusan negara yang memiliki luas seukuran Inggris Raya (246.000 Km) ini mengurus sepakbola, sangat faktual. Hampir 20 pemain Timnas U-23 Guinea bermain di klub-klub Eropa. Ikut berkompetisi dan sekaligus merasakan keras dan padatnya jadwal pertandingan.

Pemain-pemain Timnas U-23 Guinea itu, seperti: Selu Diallo (Deportivo Alaves/Spanyol), Momo Cisse (Stuttgart/Jerman), Shamcou Camara (FC Stade/Swiss), Mohammed Diaby (KF Trepca 89/Kosovo), Madiou Keita (AJ Auxerre/Perancis), Lassana Diakaby (Vallencienes/Perancis), Ibrahim Igana (Kocaelispor/Turki), Baby Oulare (Boluspor/Turki), Algassime Bah (Olympiacos/Yunani), Aguibou Camara (Atromitos Athens/Yunani), Mohammed Soumah (KAA Gent/Belgia), Cheick Thiam/Belgia), adalah lawan yang sangat serius bagi Timnas U-23 Indonesia.  

Mereka terbiasa melatih stamina dan teknik permainan, lewat kompetisi yang padat. Sementara kompetisi kita, sedang menuju pada penyempurnaan.

Indonesia di bawah pelatih Nasional Shin Tae Yong, sangat memahami. “Play off” melawan Guinea, jauh lebih sulit ketimbang bertanding dengan Irak, atau Uzbekistan.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article