Contohnya, ketika seorang prospek mengisi formulir atau mengunjungi situs web perusahaan, sistem otomatis dapat mengidentifikasi dan menilai kualifikasi lead berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Setelah itu, prospek otomatis ditugaskan ke sales untuk di-follow-up. Ini mempercepat respons terhadap prospek dan meningkatkan konversi menjadi pelanggan.
Sistem juga dapat mengirimkan pengingat follow-up secara otomatis, memastikan tidak ada lead yang terabaikan dan meningkatkan peluang penjualan.
2. Pekerjaan Tim Layanan Pelanggan (Dengan CRM Customer Service)
Di departemen customer service (CS), workflow automation dapat mengubah cara bisnis berinteraksi dengan pelanggan.
Agen CS dapat kewalahan dengan volume permintaan yang tinggi sehingga menyebabkan pelayanan lama dan kepuasan pelanggan menurun.
Dengan penggunaan workflow automation, Anda dapat mengelola pengalokasian tiket secara otomatis ke agen atau divisi yang tepat berdasarkan kebutuhan pelanggan hingga eskalasi ke atasan saat ada masalah yang sulit ditangani.
Dengan begitu, membantu meningkatkan kepuasan pelanggan Anda dengan memberikan pengalaman layanan yang lebih cepat dan terorganisasi.
3. Pekerjaan TIm Pusat Panggilan (Dengan CRM Call Center)
Di lingkungan call center, workflow automation membantu mengelola panggilan masuk dengan lebih efisien dan efektif.
Tanpa otomasi, agen call center mungkin harus mengatur panggilan secara manual, yang bisa menyebabkan waktu tunggu lama dan frustrasi pelanggan.