Surat Terbuka untuk Pimpinan Muhammadiyah
Oleh Farid Gaban
Assalamu’alaikum wr. wb,
Bapak dan ibu pimpinan Muhammadiyah yang saya hormati. Izinkan saya melayangkan surat terbuka uneg-uneg ini.
Pertama-tama, izinkan saya memperkenalkan diri. Meski tidak pernah aktif dalam kemuhammadiyahan, saya tinggal, lahir dan dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah di Wonosobo, kota kecil Jawa Tengah.
Ayah dan ibu saya aktif di Muhammadiyah dan Aisyiyah. Rumah kami pernah menjadi markas Kokam pada 1960-an. Ayah ikut mendirikan radio “Voice of Muhammadiyah” pada 1970-an, serta belakangan mendirikan sekolah menengah (SMP dan SMA), di kota kecil kami. Ibu aktif menyelenggarakan pengajian Aisyiyah di desa-desa sampai beberapa tahun sebelum beliau meninggal.
Saya bangga dengan Muhammadiyah. Dan makin bangga dengan kiprahnya belakangan ini, ketika Muhammadiyah menjadi organisasi sangat besar, mengelola ratusan sekolah, universitas, rumah sakit dan badan-badan amal lain yang bermanfaat bagi banyak orang. Muhammadiyah sukses mengelola badan amal dengan nilai aset ratusan triliun sekarang.
Tapi, maaf, kebanggaan saya hancur oleh keputusan bapak-ibu sekalian menerima hadiah izin konsesi tambang batubara bekas dari pemerintah.
Dengan itu, menurut saya, Muhammadiyah sedang mengkerdilkan diri dan menjatuhkan martabatnya sendiri.
Izinkan saya menjelaskan argumen kenapa saya berpikir seperti itu.
Pertama, Muhammadiyah Mewarisi Bisnis Kotor
Batubara adalah jenis energi kotor yang diusahakan melalui praktik pertambangan paling kotor.
Saya tidak melihat industri pertambangan dengan sendirinya haram. Tapi, tambang batubara telah menimbulkan dampak kerusakan alam yang sangat serius dan kerusakan ekonomi-sosial memiriskan bagi warga sekitar. Lebih banyak mudharat dari manfaat.