Minggu, November 17, 2024

Selamat Jalan Bang Faisal

Must read

Oleh: Ahmady Meuraxa, wartawan tinggal di Medan

Ketika mendengar ia sedang berada di Medan pada Sabtu 31 Agustus lalu, aku bersama sahabat Irmansyah Lubis lantas menyambanginya ke Hotel JW Marriot untuk berdiskusi berbagai hal soal kebangsaan. Kala itu kondisi kesehatan Faisal Basri terlihat cukup menurun. Saat berjalan dari lift menuju lobby, ia sempat sempoyongan. Hampir saja terjatuh, tapi ia tetap berusaha tegak.

Rencananya kami akan mengajak ia menikmati masakan khas Medan di kawasan kota. Tapi karena kesehatannya tidak mendukung, Ia meminta sebaiknya ngobrol di restoran hotel saja.

“Mata saya agak kabur. Saya malah sempat kehilangan orientasi saat turun dari lift tadi. Saya kira hari sudah malam, tak taunya masih siang,” ujarnya.

Faisal turun dari kamarnya seraya membawa koper dan rangsel karena akan segera berangkat siang itu kembali ke Jakarta.

“Nanti antar saya ke stasion kereta ya,” ujarnya.

“Tenang bang, kami antar langsung ke Bandara Kualanamu saja,” ujarku.

“Nggak usah, saya lebih suka naik kereta. Lebih pasti, lebih santai,” katanya.

Kami pun sempat berbincang ringan di restoran sambil menikmati lontong ala JW Marriot yang tentu saja tidak seenak lontong di pinggir jalan.

“Kesehatanku agak menurun sejak dua bulan terakhir ini. Ada yang mengatakan kalau aku terkena guna-guna karena terlalu sering mengkritik penguasa,” katanya.

Entah itu bercanda atau tidak, Faisal Basri menyampaikan keluhan itu dengan sangat serius. Saat makan satu suap lontong yang tersaji di atas meja, ia sempat terbatuk dan muntah. Namun ia berusaha menelan kembali muntah itu. Mungkin untuk berusaha membuat kami tenang.

Tampak sekali ia berusaha untuk tetap nyaman saat berbincang. Melihat kondisinya yang kurang sehat itu, aku dan Irmansyah tidak banyak cerita yang berat-berat. Kami lebih perhatian pada fisiknya yang cukup menurun. Suaranya pun sangat pelan sehingga perlu konsentrasi penuh untuk bisa mendengar setiap ucapannya.

Kebetulan Irmansyah masih memiliki ikatan persaudaraan cukup dekat dengan beliau. Mereka sempat berbincang menanyakan kabar kerabat yang lain. Keduanya sama-sama berasal dari tanah Mandailing. Faisal Basri masih tergolong keponakan dari Adam Malik Batubara, wakil presiden (1978-1983).

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article