Kamis, September 19, 2024

Selamat Jalan Bang Faisal

Must read

Faisal Basri sejatinya juga bermarga Batubara. Namun ia enggan melekatkan marga itu pada namanya. Semua anak-anaknya juga tidak ada yang mencantumkan marga Batubara pada nama mereka.

Aku sempat bercanda, “ Bang, kalau abang tinggal di Sumut, pasti abang sudah dimarahi para tokoh adat di sini. Harusnya dipakailah marga itu,”

Faisal menjawab santai, “Aku tak mau marga itu terlalu diobral murah. Biarkan dia melekat pada darah dan sejarah. Tapi semua anak saya tahu kalau kami adalah Batubara asal Mandaling,” katanya.

Saat asyik berbincang, Faisal Basri beberapa kali terlihat mengeluhkan perutnya yang terasa sakit. Bahkan ia sempat tertidur di kursi seraya tangannya bersender di atas handle koper yang ada di sampingnya. Saya dan Irmansyah tidak berani mengganggu lagi. Tanda-tanda kelelahan terlihat jelas pada wajah dan fisiknya.

Selang 10 menit kemudian ia terbangun dari tidurnya. Kami pun tak mau mengajaknya berbicara panjang lebar lagi karena waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 wib. Sementara pesawatnya akan berangkat ke Jakarta pada pukul 16.44 wib.

“Bang, sebaiknya kita berangkat sekarang saja. Yuk kami antar ke stasion kereta,” ujar Irmansyah.

Kami pun beranjak menuju mobil yang parkir di belakang. Aku terpaksa harus memegang kopernya karena Faisal Basri terlihat agak kesulitan berjalan. Sesampai di gerbang stasion di Jalan Jawa, aku segera meminta satpam mengawalnya naik ke atas. Itulah momen pertemuan kami terakhir dengan ekonom ternama itu.

Faisal Basri tiba di Medan pada 29 Agustus 2024 untuk melakukan peninjauan ke wilayah Sidikalang, Kabupaten Dairi. Ada aktivitas tambang yang ingin dipantaunya di kawasan itu. Selama tiga tahun terakhir Faisal mengaku lebih aktif bergelut dalam isu ekonomi dan lingkungan. Perjalanan ke Dairi itu yang sempat ia keluhkan kepada kami.

“Dingin sekali di sana. Sepanjang jalan kaca mobil yang kami tumpangi dibuka. Tida ada AC sama sekali. Sungguh tidak nyaman bagi saya,” ujarnya. Sepulang dari Dairi itu, kondisi kesehatannya mulai menurun.

Ketika kami berpisah di stasion kereta, Irmansyah sempat mengingatkan Faisal segera memeriksakan diri ke dokter. Faisal menganggap setuju. Jika kondisinya normal, Faisal berjanji segera kembali ke Medan untuk menghadiri beberapa pertemuan di kampus.

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article