Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong perdamaian global.
Kali ini, MUI akan menganugerahkan penghargaan prestisius kepada dua tokoh nasional yang berperan penting dalam diplomasi perdamaian di kancah internasional.
Mereka adalah Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Dr. (HC) H. M. Jusuf Kalla, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) dan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI). Kedua, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno L.P. Marsudi.
Jusuf Kalla akan beroleh anugerah Peace Mujahid Award, sedangkan Menlu Retno akan dianugerahi Diplomacy Mujahidah Award. Pemberikan penghargaan akan diselenggarakan di Puri Ratna Ballroom, Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024, bertepatan dengan 29 Rabiul Awal 1446 H.
Ketua Panitia MUI Peace Mujahid Award dan MUI Diplomacy Mujahidah Award, Yuli Mumpuni Widarso, menegaskan, hajatan ini merupakan penganugerahan award pertama MUI untuk tokoh nasional.
”Untuk pertama kalinya MUI menganugerahkan penghargaan ini kepada tokoh nasional yang memiliki kontribusi besar dalam menciptakan perdamaian dunia,” kata Yuli Mumpuni dalam keterangan kepada awak media, Selasa (01/10/2024).
Yuli yang pernah bertugas sebagai Duta Besar RI di Spanyol menambahkan, penghargaan ini bukan sebatas seremonial, melainkan simbol penting bagi peran strategis umat Islam dalam menjaga stabilitas global.
”Penghargaan MUI ini meneguhkan bahwa peran Islam dalam diplomasi damai sangat signifikan untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan harmonis,” jelasnya.
Jusuf Kalla lama dikenal dengan berbagai inisiatif kemanusiaannya, serta dipandang sebagai sosok yang berhasil memadukan peran kenegaraan dan kemanusiaan.
Sedangkan Menlu Retno Marsudi telah banyak memperjuangkan kepentingan Indonesia di panggung internasional. Khususnya dalam advokasi hak-hak negara berkembang dan isu-isu kemanusiaan.
”Penghargaan ini semakin mengukuhkan peran strategis kedua tokoh dalam memadukan diplomasi yang tegas namun damai di berbagai forum global,” sambung Yuli Mumpuni.
Lebih jauh, MUI berharap, lewat penghargaan ini peran Islam dalam menciptakan perdamaian dunia akan menjadi semakin kuat. Penghargaan ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya umat Islam.
”Semoga ke depan umat Islam dan generasi muda terus mengupayakan diplomasi yang berbasis pada nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan kemanusiaan,” ungkap Yuli.
Menurut Yuli Mumpuni, acara ini menjadi momentum penting yang tidak hanya mengakui dedikasi para tokoh besar dalam diplomasi. Tetapi juga menegaskan peran strategis MUI dalam mempromosikan hubungan antar-negara yang harmonis dan berkelanjutan.
”Dengan terus mengedepankan diplomasi damai, MUI memperkuat harapan, umat Islam dapat menjadi aktor utama dalam menjaga stabilitas dan perdamaian global,” tegas Yuli.
Terakhir, penghargaan ini juga menjadi pengingat bahwa diplomasi damai dan progresif akan terus menjadi pilar penting dalam hubungan internasional. Terutama dalam upaya menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.