Arahan Wakil Presiden cukup tegas: Palestina merdeka sudah final bagi Indonesia. Artinya, two state solution (Palestina berdiri sebagai negara merdeka berdampingan dengan negara Israel secara damai), sebagaimana yang sudah ditetapkan PBB, mutlak harus direalisasikan dan mesti ditaati bersama oleh siapa pun, tanpa kecuali.
Jangan pernah berbicara hubungan diplomatik dengan Israel sebelum negara Palestina merdeka. Itu prinsip yang dipegang teguh Ibu Menlu Retno Marsudi sebagai refleksi dari nilai-nilai Konstitusi Negara Indonesia.
Singkat cerita, para pelobi Yahudi yang mengusung gagasan Abraham Accord itu akhirnya mundur teratur oleh kesigapan dan ketegasan Ibu Menteri Luar Negeri kita.
Retno Marsudi kini menjadi salah satu nama bunga tulip di Belanda. Negeri Kincir Angin itu rupanya ingin mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada Menteri Luar Negeri kita ini, karena jasa-jasa diplomatiknya memperlancar hubungan Belanda dengan negara-negara ASEAN dengan bertitik pijak di Indonesia. Ini adalah prinsip resiprokal dalam dunia diplomatik, karena Belanda juga telah bersedia menjadi pintu gerbang bagi Uni Eropa untuk kepentingan diplomasi Indonesia.
Ibu Menlu yang baik, tugas berikut sebagai Utusan Khusus PBB untuk mengatasi masalah air sudah menanti. Ini sejarah baru dan menjadi kebanggaan, bukan cuma untuk Ibu Retno Marsudi belaka, tetapi juga untuk negeri ini. Kita bangga punya diplomat ulung perempuan seperti dia. Silakan berprestasi kembali untuk negeri yang kita cintai ini.
*) Naskah ini dimuat dalam buku ”Retno Marsudi Mujahidah Diplomasi Indonesia”, diterbitkan oleh Majelis Ulama Indonesia dan BAZNAS RI