Jokowi, yang pada awalnya dipandang sebagai simbol harapan, kini dilihat oleh beberapa warga sebagai sosok yang mengecewakan.
Proses ini tidak hanya didorong oleh kebijakan politik yang diambilnya, tetapi juga oleh dinamika psikologis, seperti disonansi kognitif, idealisasi yang berlebihan, dan perubahan identitas kelompok.
Pada akhirnya, perubahan sikap ini mencerminkan kompleksitas hubungan antara pemimpin dan rakyatnya. Jokowi, seperti banyak pemimpin lainnya, menghadapi tantangan untuk memenuhi harapan publik yang kadang tidak realistis. Dan ketika realitas politik tidak dapat memenuhi harapan tersebut, masyarakat yang dulu mencintainya kini berbalik membencinya.
Termasuk sampeyan? (Ndoro Kakung)