Kamis, November 21, 2024

Ungkap Strategi Anti Penipuan untuk Startup Fintech, Maxy Academy Mengundang Pakar Fintech

Must read

Tahap 1: Referral – Pada tahap pertama ini, Mulai.com membangun jaringan dengan asosiasi fintech dan bank, asosiasi analisis transaksi, firma konsultasi, serta penyedia database blacklist.

“Kami percaya bahwa kolaborasi dengan early adopters seperti asosiasi fintech ini akan membantu kami mendapatkan referensi pasar yang kuat,” jelas Tommy. Tahap 2: Growth – Di tahap kedua ini, Mulai.com memperluas pengaruhnya melalui studi kasus, publikasi bersama (joint PR), dan pengembangan fitur marketplace. “Kami ingin memberikan bukti nyata kepada industri bagaimana solusi kami dapat diterapkan melalui studi kasus dan kolaborasi,” ungkap Tommy.

Mulai.com juga meningkatkan jejak digitalnya dengan mengembangkan website dan media sosial untuk membangun kredibilitas.Tahap 3: Replicate – Pada tahap akhir, Mulai.com bertujuan untuk memperluas adopsi pasar dengan meluncurkan program pelatihan “Training of Trainers” (ToT), mendirikan akademi bersertifikat, dan menyediakan template aturan pihak ketiga (3rd Party Rule Template).

“Dengan cara ini, kami berharap solusi Mulai.com dapat diterapkan di seluruh ekosistem fintech dan menjadi bagian dari standar industri,” tambahnya.

Fakta dan Tantangan Startup Fintech di Indonesia

Dalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh Isaac Munandar, moderator sekaligus perwakilan Maxy Academy, Tommy juga membahas tantangan yang dihadapi startup fintech di Indonesia.

“Saat ini, ada sekitar 100 startup fintech baru yang muncul setiap bulan di Indonesia, tetapi sekitar 90% dari mereka gagal bertahan lebih dari satu tahun,” ujar Tommy. “Salah satu alasan utama kegagalan ini adalah penipuan atau fraud yang banyak terjadi di sektor fintech.”

Menanggapi hal ini, Isaac bertanya, “Menurut Anda, apa penyebab utama dari tingginya angka penipuan ini dan bagaimana pencegahannya bisa diterapkan di startup kecil?”

Tommy menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama adalah serangan malware yang masuk ke perangkat pengguna melalui berbagai metode, seperti email phishing, pesan WhatsApp, atau unduhan dari sumber pihak ketiga yang tidak aman.

“Malware ini bisa mencuri data penting dari perangkat pengguna dan menggunakannya untuk kegiatan penipuan. Ini ancaman besar, terutama untuk pengguna yang belum memahami risiko keamanan digital,” katanya.

Isaac kemudian menambahkan, “Mendidik pengguna tentang keamanan digital juga menjadi salah satu kunci penting, bukan? Di Maxy Academy, kami juga sering mengingatkan para peserta pelatihan tentang pentingnya keamanan digital, khususnya di sektor fintech yang rentan terhadap serangan semacam ini.”

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article