Senin, Desember 9, 2024

Dunia Terbakar di Kuartal Pertama Abad 21

Must read

(Diilhami peristiwa nyata)

Oleh Giri Basuki Widodo

Sebuah forum Internasional, di depan mimbar podium, Maria Ressa- penerima penghargaan nobel menyampaikan orasinya.

“Silicon Valley harus menyadari akan dosa-dosanya yang semakin memuncak. Hari-hari ini, di negara kami, dengan penduduk ratusan juta, di mana masyarakatnya paling banyak menghabiskan waktu di ruang online, selalu menjadi ajang uji coba bagi perusahaan-perusahaan teknologi multinasional, bagi disain platform baru dalam peperangan informasi. Persaingan antar perusahaan multinasional ini seperti perang terbuka.”

Layaknya Gladiator yang bertarung sampai mati. Demi memenangkan pasar. Apa jadinya jika sebuah negara masyarakatnya di bombardir dengan disinformasi yang menyesatkan? Dan siapa yang akan bertanggung jawab? 

Oleh teknologi kita didorong ke dalam dunia fiksi ilmiah. Di mana segalanya bisa berubah dalam sekejab. Menjadikan dunia berjalan lebih buruk. Masih ingatkah dengan peristiwa-peristiwa yang membuat sebuah negara adidaya nampak linglung dalam menyikapi?

Dalam layar bermunculan scene dari berita breaking news. Silih berganti. para reporter stasiun TV lokal melaporkan:

  1. Peristiwa  penembakan yang terjadi di sekolah dasar, sekolah menengah dan di perguruan tinggi di AS, kasus-kasus penusukan di sekolah di negara-negara di luar AS termasuk yang terbaru yang terjadi di China.
  2. Masifnya peredaran obat terlarang dik alangan anak-anak usia sekolah. Hingga sebuah negara di kawasan Karibia menuju colaps karena dikendalikan gangster narkoba.
  3. Beberapa kasus perundungan-bullying yang terjadi di semua tingkatan pendidikan bahkan setingkat  pendidikan pasca sarjana di seluruh penjuru dunia yang berakhir dengan peristiwa pidana.

Suara dalam orasi: Dunia anak-anak kita menjadi sangat rentan. Apa yang terjadi dengan kesehatan mental masyarakat dunia hari ini?

Menyusul scene lain; Suasana sebuah club malam. Backsound: Reff; Si Ramly raja chatting.

Hanyut dalam suasana, seorang pengusaha muda dengan kostum cosplay, menuju tempat kedap suara untuk bisa menerima panggilan telpon. Setelah mendengarkan sesaat, Pengusaha muda itu langsung berbicara dengan nada tinggi sambil terus marah-marah kepada asisten akunting pribadinya yang bertugas memonitor pergerakan saham pasar modal.

Asisten nya telah mengabarkan jika perusahaannya telah berpindah tangan. Berganti nama dengan pemilik baru dalam sekejab. Modus kejahatan yang dilakukan oleh peretasan data digital bekerjasama dengan para aparat hukum. 

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article