Menghubungkan Etika Jawa dengan Etika Global
Adab dan tingkah laku dalam budaya Jawa, seperti prinsip andhap asor (rendah hati) dan tepa selira (tenggang rasa), memiliki relevansi universal. Di industri perhotelan, sikap rendah hati menciptakan hubungan harmonis, baik dengan tamu maupun rekan kerja. Sikap ini juga mendukung keberlanjutan karier seseorang dalam lingkungan yang kompetitif.
Secara global, sebagaimana kata pepatah Inggris: Humility is not thinking less of yourself, but thinking of yourself less. Kerendahan hati bukan berarti merendahkan diri, tetapi menempatkan kebutuhan orang lain sebagai prioritas. Kerendahan hati sebagai kunci kesuksesan.
Prinsip andhap asor dan pepatah seperti humility is not thinking less of yourself, but thinking of yourself less, menunjukkan bagaimana budaya lokal Jawa dapat mendorong terciptanya hubungan harmonis dengan tamu dan rekan kerja.
Motivasi untuk Generasi Baru
Generasi milenial, Gen Z, dan Alpha yang memasuki industri ini, perlu memiliki landasan motivasi kepatutan kerja. Memahami bahwa sukses tidak diraih hanya melalui ambisi besar, tetapi juga melalui konsistensi dalam menjalankan nilai-nilai luhur komunitas setempat.
Dalam petatah-petitih Jawa, ada ungkapan alon-alon asal kelakon (pelan-pelan asal terlaksana). Maknanya, keberhasilan memerlukan kesabaran dan ketekunan. Namun, dunia modern menuntut kecepatan “tanpa” mengorbankan kualitas.
Oleh karena itu, saya menambahkan perspektif global nilai alon-alon asal kelakon: Patience in planning, speed in execution. Maksudnya, rencanakan dengan sabar dan matang, tetapi bertindaklah cepat dan tepat ketika waktunya tiba.
Konsistensi dan kesabaran dalam proses ungkapan alon-alon asal kelakon, digabungkan dengan pendekatan modern patience in planning, speed in execution memberikan arahan kepada generasi muda untuk tidak hanya bermimpi besar tetapi juga menjalankan langkah-langkah kecil yang terukur dan konsisten.
Etika Universal sebagai Fondasi
Etika universal, seperti kejujuran, integritas, dan kerja keras, tetap menjadi fondasi dalam membangun karier di industri perhotelan dan pariwisata. Dalam budaya Jawa, kita diajarkan untuk aja dumeh (jangan sombong karena jabatan atau kekuasaan). Prinsip ini mengingatkan kita bahwa kesuksesan sejati adalah hasil kerja keras dan kerendahan hati, bukan hasil dari status yang disandang.
Hasil penerapan etika universal, tidak lekang oleh waktu dan sukses adalah hasil dari dedikasi, bukan status atau jabatan semata –ojo dumeh.
Sebagai penutup, saya ingin berbagi refleksi, pesan inspiratif yang menggambarkan perpaduan filosofi Jawa dan motivasi global: Ngandel lan ngandel, percaya pada kemampuan diri sendiri dan percaya pada proses, karena di sanalah terletak kekuatan sejati untuk sukses.