Metodologi OCCRP dalam menentukan Jokowi finalis tokoh terkorup sebenarnya mirip (meski tidak sama persis) dengan metodologi penyusunan Indeks Persepsi Korupsi (IPK).
IPK dirilis setiap tahun oleh Transparency International.
Kedua lembaga itu pada dasarnya menangkap persepsi (pandangan) masyarakat tentang isu korupsi.
Itu sama seperti survai persepsi kepuasan terhadap kinerja presiden yg juga sering dipakai sebagai promosi Pak Jokowi.
IPK Indonesia terus merosot di era Jokowi. Dan itu dikonfirmasi oleh masuknya Pak Jokowi sebagai finalis dalam survai OOCRP.
Memang bukan tentang bukti-bukti keras korupsi, tapi persepsi para responden. Ini sama seperti survai persepsi kepuasan presiden yang juga tidak menunjukkan bukti keras tentang bagusnya kinerja presiden.
Herus diakui terjadi pergeseran besar dalam persepsi masyarakat terhadap Pak Jokowi, khusunya di kalangan pendukungnya, dari secara ekstrim memuja ke secara ekstrim membenci.
Dan itu sebagian tecermin dalam survai OCCRP. (Farid Gaban)