KAHIGAMA Golf Invitational 2025
Di tengah kebutuhan akan jejaring strategis lintas sektor, Keluarga Alumni Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (KAHIGAMA) mengambil pendekatan unik: menggabungkan olahraga prestisius, diplomasi informal, dan misi sosial dalam satu paket yang dikemas secara elegan.
Lewat gelaran Jakarta Diplomatic Drive: KAHIGAMA Golf Invitational 2025, yang akan berlangsung Sabtu, 26 April 2025 di Imperial Klub Golf, Tangerang, KAHIGAMA mengukuhkan posisinya sebagai simpul strategis antara akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan.
Acara ini tidak hanya sekadar turnamen golf. Ia didesain sebagai ajang mempertemukan para diplomat, pejabat tinggi pemerintah, tokoh korporasi, dan pemimpin internasional dalam suasana yang cair namun sarat makna.
Ketua Panitia, Erry Sunarli, menjelaskan bahwa ajang ini dirancang sebagai program tahunan KAHIGAMA dengan dua misi utama: memperkuat konektivitas antarstakeholder strategis, sekaligus menggalang dana untuk scholarship fund dan program Delivering Clean Water for Public.
“Kami memanfaatkan medium olahraga golf sebagai ruang kolaborasi nonformal yang mampu membuka komunikasi dan sinergi lintas sektor. Tapi lebih dari itu, kami ingin hasil akhirnya nyata, berdampak, dan berkelanjutan,” ujar Erry.
Aset Jejaring yang Bernilai Tinggi
Dalam konteks dunia bisnis dan kebijakan, networking adalah aset tak berwujud yang nilainya bisa melebihi modal finansial. Lewat pendekatan soft diplomacy, KAHIGAMA menempatkan alumni HI UGM dalam peran strategis sebagai bridge builder antara dunia usaha, pemerintahan, dan komunitas global.
Nama-nama seperti Mari Elka Pangestu, Sandiaga Uno, Basuki Hadimuljono, dan Arrmanatha Nasir tercatat dalam daftar tamu undangan kehormatan. Kehadiran mereka, bersama sejumlah duta besar dan perwakilan organisasi internasional, memperlihatkan posisi strategis KAHIGAMA dalam konstelasi relasi antarbangsa dan antarsektor.
Ni Made Ayu Marthini, Ketua Umum KAHIGAMA yang juga menjabat sebagai Deputi Pemasaran Kemenparekraf, menyampaikan bahwa acara ini merupakan bentuk nyata kontribusi alumni HI UGM dalam menciptakan ekosistem kolaboratif yang menghasilkan solusi.
“Kita sedang bicara tentang return on network. Selain silaturahmi dan pertemanan, kita ingin kontribusi alumni nyata dalam bentuk dukungan pendidikan dan infrastruktur air bersih yang sangat dibutuhkan,” jelasnya.