Senin, Mei 19, 2025

MarketBeat Q1 2025: Denyut Nadi Real Estat Komersial Indonesia

Must read

Laporan kuartalan Cushman & Wakefield mengungkap arah pergerakan sektor properti komersial di Indonesia, dari perkantoran di jantung ibu kota hingga kawasan industri di pinggiran kota. Di tengah fluktuasi makroekonomi global, pasar properti nasional tetap menunjukkan dinamika yang menarik.

Perkantoran CBD Jakarta: Stabil Tanpa Pasokan Baru, Tingkat Hunian Naik

Memasuki kuartal pertama 2025, pasar perkantoran di kawasan pusat bisnis (CBD) Jakarta masih dalam mode stabilisasi. Tidak ada pasokan baru yang masuk ke pasar sejak akhir 2024, membuat total stok tetap di angka 7,4 juta m². Kondisi ini diperkirakan tidak akan berubah hingga akhir 2025.

Namun, absennya pasokan baru tak lantas berarti stagnasi. Aktivitas penyewaan tetap bergerak, didorong oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan relokasi strategis. Dua transaksi besar tercatat, menyumbang total 8.500 m² ruang kantor. Penyerapan bersih mencapai 31.400 m², dengan 88% di antaranya berasal dari gedung perkantoran kelas A. Ini mendorong kenaikan tingkat hunian menjadi 75,6%—naik 0,4% dari kuartal sebelumnya.

Sementara dari sisi harga, tarif sewa dalam Rupiah mencatat pertumbuhan tipis—naik 0,9% menjadi rata-rata Rp266.500/m² per bulan. Namun, dalam denominasi dolar AS justru menurun 2,3%, seiring depresiasi Rupiah sebesar 2,6% (QoQ).

Ritel Jakarta: Konsolidasi Pasar di Tengah Antusiasme Merek Global

Tidak ada tambahan pasokan baru selama kuartal pertama 2025 membuat total pasokan pusat perbelanjaan Jakarta bertahan di angka 4,8 juta m². Meski demikian, dua pusat perbelanjaan—Lippo Mall Nusantara (eks-Plaza Semanggi) dan Epicentrum Walk—telah selesai direnovasi dan kini hadir dengan wajah baru.

Namun, pasar ritel mencatat sedikit koreksi okupansi sebesar 0,8% QoQ, menjadi 77,1%. Hal ini sebagian besar dipicu oleh ruang-ruang ritel yang baru rampung dibangun namun belum sepenuhnya tersewa.

Di sisi lain, kepercayaan merek internasional terhadap potensi pasar Jakarta tidak surut. Pembukaan gerai baru oleh merek seperti Hermès, Loewe, Dickies, hingga konsep hiburan seperti Hologram Zoo di berbagai mal prestisius menunjukkan bahwa Jakarta tetap menjadi magnet ritel premium. Rata-rata tarif sewa dasar pun naik 2,3% YoY ke Rp827.000/m² per bulan, dengan service charge meningkat 1,1% ke Rp198.000/m² per bulan.

Kondominium: Kelas Menengah Masih Jadi Motor Utama

Dengan hanya dua proyek yang selesai dan menambah 1.326 unit baru, pertumbuhan pasokan kondominium terbilang rendah di awal 2025. Keduanya menyasar segmen menengah di area sekunder luar Jakarta, membawa total kumulatif pasokan menjadi 395.612 unit.

Meski investor berhati-hati, permintaan menunjukkan tren positif. Penyerapan bersih meningkat 21% YoY. Wilayah Tangerang dan Jakarta Selatan mendominasi penjualan, didorong insentif pemerintah untuk pembelian unit siap huni. Tingkat penjualan naik menjadi 94,3%, sementara pra-penjualan turun ke 59,4%—menandakan preferensi konsumen yang makin pragmatis.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article