Senin, Juni 23, 2025

Dari Cilegon ke Hanoi: Strategi Krakatau Steel Menjadi Pemain Regional

Must read

ISSEI 2025 jadi momentum Krakatau Steel mengokohkan posisi sebagai pemain utama industri baja ASEAN

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Vietnam Steel Corporation dalam rangkaian acara Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025. Tak sekadar simbolik, kerja sama ini langsung berbuah komitmen konkret: pengiriman Hot Rolled Coil (HRC) sebanyak 120.000 ton selama satu tahun ke depan.

“Krakatau Steel suplai baja HRC hingga 120.000 ton kepada Vietnam Steel Corporation dan ini menandakan bahwa kami mulai mengoptimalkan produksi Pabrik Hot Strip Mill 1 setelah recovery,” jelas Direktur Utama Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, sesaat setelah penandatanganan di Jakarta International Convention Center.

Langkah ini menandai ekspansi Krakatau Steel pasca pemulihan pabrik utama, sekaligus menunjukkan kesiapan perusahaan untuk kembali menjadi pemain aktif dalam rantai suplai regional ASEAN.

Menurut laporan Reuters pada Februari 2025, Asosiasi Baja Vietnam mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk memberlakukan tarif pada baja galvanis impor dari China dan Korea Selatan guna melindungi produksi domestik. Hal ini mencerminkan tekanan yang dihadapi industri baja Vietnam akibat lonjakan impor dari kedua negara tersebut .

Dalam konteks ini, kerja sama dengan Krakatau Steel dapat memberikan alternatif pasokan baja yang lebih stabil dan terpercaya bagi Vietnam Steel Corporation, sekaligus memperkuat posisi Krakatau Steel di pasar regional.

Langkah Krakatau Steel ini selaras dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang membuka ISSEI 2025. Dalam konferensi pers bersama manajemen Krakatau Steel, Airlangga menekankan pentingnya sinergi antarnegara ASEAN untuk menjaga daya saing industri baja di tengah tekanan global, termasuk tarif internasional dan perubahan lanskap logistik.

“Sudah saatnya ASEAN, sebagai salah satu produsen baja terbesar di dunia, untuk bekerja sama,” ujar Airlangga di booth Krakatau Steel.

Airlangga juga menyoroti pertumbuhan sektor industri pengolahan yang masih menjadi tulang punggung PDB Indonesia dengan kontribusi sebesar 19,25% pada kuartal I 2025. Ia menambahkan, ekspor besi dan baja tumbuh rata-rata 22,18% dalam lima tahun terakhir, sementara konsumsi domestik meningkat dari 18,3 juta ton pada 2024 menuju proyeksi 47 juta ton pada 2035.

Menuju ASEAN Hub Baja Bernilai Tambah

Penandatanganan dengan Vietnam Steel menjadi langkah strategis Krakatau Steel untuk memantapkan posisinya sebagai hub baja kawasan ASEAN. Setelah menjalin kemitraan dengan sejumlah mitra dari Timur Tengah dan Eropa, kini Krakatau Steel fokus memperkuat blok regional—dimulai dari Vietnam.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article