Di ISSEI 2025, Dr. Wiji Dewobroto S.T., M.Sc, paparkan bagaimana sektor agro dan logistik bisa jadi mitra strategis dalam transisi industri baja yang berkelanjutan
Forum Iron Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 tak hanya diramaikan oleh produsen baja, regulator, dan asosiasi regional. Dalam salah satu sesi diskusi strategis, hadir suara dari sektor agribisnis dan logistik yang membawa perspektif segar.
Dr. Wiji Dewobroto S.T., M.Sc, Executive Vice President Government Relation PT FKS Multi Argo Tbk, menyampaikan topik bertajuk “Peluang Kolaborasi antara Produsen Baja dan Sektor Agro dalam Menerapkan Green Steel untuk Pembangunan Fasilitas Berkelanjutan.”
Di hadapan pelaku industri baja dari enam negara ASEAN, Widji Dewobroto menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan global—terutama dalam hal efisiensi rantai pasok, dekarbonisasi, dan pemanfaatan infrastruktur bersama. “Transformasi menuju green steel tidak hanya terjadi di dalam pabrik. Ia harus mencakup rantai pasok, pelabuhan, dan distribusi. Inilah area di mana kami siap berkontribusi,” ujarnya.
Sinergi Agro dan Baja dalam Ekosistem Industri Hijau
FKS Group dikenal sebagai pemain utama dalam sektor agribisnis dan logistik, namun dalam beberapa tahun terakhir, grup ini mulai membangun sinergi dengan industri berat—khususnya di kawasan Krakatau Steel melalui pengelolaan Krakatau International Port (KIP).
Melalui pendekatan berbasis keberlanjutan, FKS mengembangkan inisiatif seperti: 1) Pemanfaatan automated ship unloader untuk mempercepat bongkar muat tanpa emisi tinggi, 2) Sistem logistik digital yang mengurangi perjalanan kosong (empty mileage), 3) Integrasi terminal curah dengan jalur distribusi agro dan baja secara simultan, dan 4) Pengelolaan kawasan pelabuhan dengan prinsip green port.
Upaya ini menghasilkan efisiensi biaya, penurunan emisi CO₂, dan waktu pengiriman yang lebih presisi—selaras dengan tujuan PT Krakatau Steel (Persero) dalam membangun rantai suplai yang lebih hijau dan berdaya saing.
Baca juga: Nyari Cuan di Internet Sambil Rebahan?
“Pengembangan rantai pasok berkelanjutan sejalan dengan upaya untuk menciptakan proses yang efisien dan ramah lingkungan, yang berfokus pada pengurangan dampak negatif terhadap ekosistem,” jelasnya.
Kolaborasi Antar Industri Jadi Kunci
Menurut Wiji, kunci menuju keberhasilan green steel bukan hanya pada teknologi produksi rendah karbon, tetapi pada kemampuan sektor lain untuk berkontribusi dalam ekosistemnya. Dengan kata lain, pengembangan solusi yang ramah lingkungan, seperti energi terbarukan dan pengurangan limbah, untuk mendukung keberlanjutan dalam sektor industri.
“Industri baja membutuhkan baja hijau. Tapi baja hijau butuh logistik hijau, kawasan industri yang efisien, dan bahkan permintaan dari sektor lain seperti agribisnis dan energi,” ungkapnya.