Rabu, Juli 9, 2025

Isu Kapal JKW Mahakam Ditegaskan Hoaks, Satgas AntiHoaks: Sektor Maritim Jangan Jadi Korban Disinformasi

Must read

Laporan dari diskusi Klub Jurnalis Ekonomi, Jakarta

Maraknya hoaks di ruang publik kembali menjadi sorotan. Kali ini, giliran sektor maritim yang menjadi sasaran disinformasi. Sebuah narasi yang menyebut kapal bernama JKW Mahakam dan tongkang Dewi Iriana sebagai milik mantan Presiden Joko Widodo dan istrinya—yang diklaim mengangkut nikel dari Raja Ampat—dipastikan sebagai hoaks. Kementerian Komunikasi dan Digital telah menetapkan informasi itu sebagai tidak benar melalui platform resmi komdigi.go.id.

“Dalam kasus ini, karena isunya murni hoaks, saya perlu angkat bicara. Hoaks adalah masalah besar Indonesia dan sangat bisa mengganggu investasi. Bahkan, sektor maritim yang menjadi andalan pemerintahan Prabowo sebagai salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi bisa terganggu karena hoaks seperti ini,” kata Algooth Putranto, Koordinator Riset Satgas AntiHoaks PWI Pusat sekaligus Dosen Komunikasi Universitas Dian Nusantara, dalam diskusi media yang digelar Klub Jurnalis Ekonomi (KJEJ) di Tazawa Resto, Senayan, Kamis (13/6).

Diskusi yang dimoderatori jurnalis senior Burhan Abe itu menghadirkan peringatan serius: hoaks bukan sekadar informasi palsu, tetapi ancaman terhadap stabilitas ekonomi. Algooth mencontohkan, narasi soal kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana terbukti tidak berdasar, namun sempat menyulut kehebohan di media sosial.

“Hal itu juga diverifikasi oleh media bisnis ternama seperti Bisnis Indonesia, yang menelusuri bahwa kapal tersebut tidak terkait kepemilikan dengan mantan Presiden Joko Widodo. Bahkan pelacakan lewat situs Vesselfinder.com yang dikutip Kompas.com menunjukkan kapal itu beroperasi di Kalimantan, bukan Raja Ampat,” ujar Algooth.

Baca juga: Panduan Lengkap Taklukkan Bisnis Startup Hingga Sukses

Narasi viral itu, menurut Algooth, memperlihatkan struktur hoaks berlapis yang dirancang menyerupai kebenaran. “Kita patut apresiasi langkah Kominfo yang menetapkan ini sebagai hoaks secara resmi. Ini bukan sekadar klarifikasi—ini perlindungan terhadap sektor strategis bangsa,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo sendiri telah membantah kabar tersebut. “Banyak kok tulisan (Jokowi) di truk, biasa aja. Tapi jangan diplintir jadi milik saya,” katanya kepada media di Solo, sebagaimana dikutip (13/6).

Gambar Atas Kika: Moderator Burhan Abe, Windarto – Ketua KJEJ & Konsultan Komunikasi BUMD dan BUMN, Algooth Putranto – Koordinator Riset Satgas Anti Hoax PWI Pusat, Faisal Rachman – Pemimpin Redaksi Periskop.id dalam Diskusi Media KJEJ (13/06).

Dampak Riil terhadap Investasi

Faisal Rachman, Pemimpin Redaksi Periskop.id, menggarisbawahi bahwa hoaks bukan hanya menciptakan keraguan publik, tetapi juga mempengaruhi iklim investasi. “Pernah ada klien dari Tiongkok yang menunda investasinya karena menemui hoaks tentang industri dan lokasi yang sedang diminatinya di Indonesia. Artinya, hoaks ini punya dampak riil terhadap keputusan bisnis,” katanya.

Ia menambahkan, dalam konteks digital, pencitraan reputasi suatu kawasan atau perusahaan bisa dirusak hanya oleh satu informasi palsu yang tersebar luas.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article