Rabu, Juli 9, 2025

Bitcoin Menguat Tipis ke Rp1,73 Miliar, Didukung Vietnam Legalkan Kripto

Must read

Harga Bitcoin menunjukkan ketahanan di tengah dua kekuatan pasar yang saling bertolak belakang: Sentimen positif dari legalisasi kripto di Vietnam dan ketegangan geopolitik yang meningkat akibat konflik Israel-Iran. Pada Senin (16/6), Bitcoin diperdagangkan di kisaran $106.463 atau sekitar Rp1,73 miliar, naik tipis 0,63% dalam 24 jam terakhir dan berhasil bangkit dari penurunan tajam 2,8% ke level $103.000 atau sekitar Rp1,67 miliar pada Jumat (13/6) lalu.

Kebangkitan harga ini mengindikasikan bahwa pasar mulai menyesuaikan diri terhadap ketidakpastian global. Meskipun serangan udara dan balasan rudal antara Israel dan Iran memicu tekanan jangka pendek, pelaku pasar tampaknya tetap percaya diri pada nilai jangka panjang Bitcoin.

Di sisi lain, pengumuman legalisasi kripto oleh Vietnam mulai 2026 menambah sentimen positif, memperkuat narasi bahwa Asia Tenggara akan menjadi pusat pertumbuhan adopsi aset digital berikutnya. Kombinasi antara fundamental regulasi yang menguat dan ketahanan teknikal ini menjadi fondasi penting bagi kelanjutan tren bullish BTC.

Baca juga: Dari Rendang ke Red Wine: Petualangan Rasa dalam Wine Not?

Vietnam Buka Pintu Legalisasi Kripto Mulai 2026

Dalam langkah bersejarah, pemerintah Vietnam resmi mengumumkan legalisasi aset kripto, yang akan berlaku mulai 2026. Keputusan ini menandai pergeseran besar dalam sikap regulasi negara tersebut terhadap aset digital, yang sebelumnya masih berada dalam zona abu-abu hukum.

Keputusan ini dinilai sebagai bagian dari upaya untuk memodernisasi sistem keuangan dan menarik investasi asing ke dalam ekosistem Web3 dan blockchain. Legalitas kripto di Vietnam memperluas sentimen positif dari Asia setelah Jepang dan Hong Kong mulai membuka jalan bagi regulasi kripto yang lebih ramah investor.

Fyqieh Fachrur, Analis Tokocrypto, menilai bahwa langkah Vietnam dapat membawa dampak jangka panjang bagi pasar kripto global. “Legalitas kripto di Vietnam menjadi katalis penting, terutama karena Asia Tenggara adalah pasar dengan pertumbuhan pengguna kripto yang cepat. Ini akan menarik arus masuk modal institusional dan memicu adopsi lebih luas, baik dari sisi ritel maupun korporat,” jelas Fyqieh.

Ketegangan Israel-Iran Bayangi Pasar

Namun, di sisi lain, pasar kripto harus menghadapi risiko geopolitik yang meningkat menyusul konflik antara Israel dan Iran. Setelah Israel melakukan serangan udara ke Teheran pada Kamis malam waktu setempat, Iran membalas dengan serangkaian peluncuran rudal balistik.

Insiden ini membuat harga Bitcoin sempat tergelincir ke $103.000 pada hari Jumat, meskipun akhirnya pulih di atas $105.000. Menariknya, pasar tetap cukup optimistis, dengan Crypto Fear & Greed Index mencatat skor 61 – masih berada di wilayah “Greed”, meskipun telah turun dari skor 71 sebelumnya.

Analis mencatat bahwa reaksi pasar terhadap konflik kali ini lebih terkendali dibandingkan dengan serangan Iran pada April 2024, di mana harga BTC anjlok 8,4% dalam sehari. Kali ini, penurunan tidak separah itu, menandakan meningkatnya ketahanan investor terhadap risiko geopolitik.

“Pasar saat ini lebih dewasa dalam menyikapi konflik global. Meskipun volatilitas tetap ada, Bitcoin berhasil menjaga pijakan di atas $100.000 — level psikologis yang menjadi batas penting bagi kepercayaan investor. Namun, jika ketegangan memanas lebih jauh, kemungkinan koreksi tetap terbuka,” ungkap Fyqieh.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article