Jumat, November 14, 2025

World Peace Forum ke-9, Jembatani Nilai Islam dan Tionghoa untuk Perdamaian Dunia

Must read

Forum Perdamaian Dunia atau World Peace Forum (WPF) akan kembali digelar di Jakarta pada 9-11 November 2025. Acara yang diagendakan dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan ini mengusung tema “Considering Wasatiyyat and Tionghua for Global Collaboration”. Forum ini diharapkan menjadi platform pemersatu bagi dialog lintas peradaban, kerja sama regional, dan pembangunan perdamaian global.

Ketua WPF Prof. Dr. M. Din Syamsuddin mengatakan, forum yang telah memasuki penyelenggaraan ke-9 ini berupaya mempertemukan nilai-nilai kebijaksanaan Islam (wasatiyyah) dan kebajikan Tionghoa sebagai dua peradaban besar yang memiliki pengaruh mendalam terhadap peradaban dunia.

Wajib Baca: Membangun Mesin Uang di Era AI

“WPF ke-9 berupaya menggali potensi nilai-nilai luhur dari dua tradisi besar — Islam dan Tionghoa — untuk membangun kolaborasi global yang lebih adil, damai, dan berkeadaban,” ujar Din dalam konferensi pers yang dihelat Senin (13/10) di Jakarta.

Dunia Hadapi Tantangan Besar

Menurut Din, dunia saat ini menghadapi tantangan besar berupa konflik geopolitik, ketimpangan sosial-ekonomi, hingga krisis lingkungan. Karena itu, kolaborasi lintas budaya dan agama menjadi semakin penting untuk membangun tatanan dunia yang berorientasi pada kemanusiaan dan keadilan.

“WPF bukan sekadar forum akademik, tapi wadah dialog lintas bangsa untuk merajut perdamaian melalui pendekatan spiritual dan moral,” tambahnya.

Acara yang akan diselenggarakan di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, ini diinisiasi oleh Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) bersama Cheng Ho Multi Culture Education Trust (CHMCET) dan Mahua Youth Academy (MYA) Malaysia. WPF juga bekerja sama dengan lembaga-lembaga internasional seperti World Council of Religious Leaders dan Asian Conference of Religions for Peace.

Direktur Eksekutif CDCC Ahmad Fuad Fanani menjelaskan, penyelenggaraan WPF ke-9 menandai momentum penting dalam membangun jejaring kerja sama Asia yang berlandaskan saling pengertian dan penghormatan antarbudaya.

“Melalui forum ini, kita ingin menunjukkan bahwa nilai wasatiyyah (moderat, seimbang, dan adil) serta kearifan Tionghoa tentang harmoni (he) dapat menjadi landasan baru bagi kolaborasi global,” kata Fuad.

Bacaan Kekinian: AI Jadi Asisten, Kamu Jadi Bos

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article