Oleh Dimas Supriyanto
The Washington Post adalah koran Amerika yang telah berusia lebih dari satu abad, tepatnya 140 tahun, yang terjaga reputasinya. Suratkabar ‘Washington Post’ telah berkembang dari koran lokal menjadi salah satu media terkemuka di dunia.
Liputan ‘The Post’ – sebutan populernya – mengguncang dunia saat pengungkapan skandal Watergate yang menjatuhkan Presiden Richard Nixon (1969-1974) di era kepemimpinan Katherine Graham. Dari pengungkapan skandal Watergate (1974) ‘The Post’ terus memainkan peran penting dalam menyampaikan berita yang jujur, mendalam, dan relevan bagi publik.
Sepak terjang investigasi jurnalis Bob Woodward dan Carl Bernstein dalam melakukan investigasi dibukukan dengan judul ‘All President Man’ (1974) dan kemudian diangkat ke layar perak dengan judul yang sama (1976) oleh sutradara Alan J. Pacula dengan menghadirkan dua aktor papan atas pada zamannya, Robert Redford (sebagai Bob Woodward) dan Dustin Hoffman (Carl Bernstein) berdasarkan skenario yang ditulis William Goldman.
Film ini diakui sebagai salah satu film terbaik sepanjang masa dalam kategori thriller politik dan drama, mendapatkan delapan (8) nominasi Oscar dan memenangkan ‘Best Adapted Screenplay’ – juga penghargaan dari wartawan film (Golden Globe) serta penghargaan lainnya. ‘All President Man’ dipandang sebagai salah satu film terbaik yang menggambarkan bagaimana investigasi jurnalisme dapat mengubah arah sejarah yaitu pencarian kebenaran, dengan keberanian untuk mengungkap penyalahgunaan kekuasaan, dan segala risiko yang dihadapi oleh jurnalis – tema yang tetap relevan hingga saat ini.
Saya menonton film itu di bioskop Gajah Mada Plaza, Jakarta Barat, bersama boss H. Tahar (Pos Kota) dan memberikan motiviasi betapa mulia dan hebatnya kerja para jurnalis. Dada saya langsung membusung, dagu sedikit terangkat.
Pilihan hidup saya sebagai wartawan sudah benar.
AKAN TETAPI, jika Anda mengira liputan ‘The Washington Post’ selalu benar, berdasarkan laku jurnalistik yang mulia, dan wartawannya tidak melakukan kesalahan, Anda keliru. Sebab ‘The Post’ juga pernah menurunkan liputan palsu yang merusak reputasi yang belum lama diraihnya. Hingga menjadi skandal jurnalisme Amerika dan dunia.
Pada 28 September 1980, jurnalis Janet Cooke menulis sebuah artikel berjudul “Jimmy’s World,” mengisahkan tentang seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, yang menjadi pecandu heroin di kawasan Washington, D.C. Artikel ini menggambarkan penderitaan Jimmy dan memperlihatkan dampak dari narkoba terhadap anak-anak di komunitas tersebut.
Artikel yang ditulis oleh jurnalis berdarah Afro Amerika itu, mendapatkan sambutan positif dari banyak pihak, dan bahkan Cooke dianugerahi Penghargaan Pulitzer untuk Jurnalistik Fitur pada tahun 1981, sebuah penghargaan yang sangat prestisius dalam dunia jurnalisme.
Namun, beberapa minggu setelah penghargaan itu diberikan, muncul keraguan tentang kebenaran cerita tersebut.