Kamis, Desember 19, 2024

Corona dalam konteks ketuhanan

Must read

Oleh Anang Yaqeen

Tuhan terletak dalam kadar imajinasi masing-masing manusia. Dalam batas tertentu, kemampuan imajinasi itu bergumul dengan keyakinan yang dibawa manusia dan mengalami eskalasi dalam perjalanan hidupnya.

Persentuhan manusia dengan lingkungan membuat kadar keyakinan dan imajinasi masing-masing manusia membentuk sebuah harapan akan posisi Tuhan yang dipercayainya untuk sebuah hari yang dijanjikan. Maka, semakin yakin kita terhadap keberadaan Tuhan dan proses imajinatif itu, semakin mudah kita akan memberikan jawaban.

Soal kebenaran tidak ada kebenaran hakiki yang dibentuk oleh imajinasi selain kebenaran yang diyakininya. Inilah fakta-fakta yang sering kita selimuti atau tutupi dengan sejumput ketakutan yang kita tanam sebagai bekal yang kita peroleh dari kitab suci.

Dalam konteks perang antara manusia dengan Virus Corona, Tuhan ada dalam bingkai keyakinan manusia. Bukan memihak kepada virus sebagai penguji iman, tetapi duduk manis terbawa oleh arus deras dan eksplorasi kita terhadap keyakinan itu.

Manusia dalam ketidakpastian abadi yang merupakan bagian hakiki atas fitrah kemanusiaan, dinisbatkan untuk mencari perlindungan terkuat di luar dirinya. Maka terbentuklah sosok Sang Maha Kuat maha digdaya sebagaimana yang diinginkan karena sang mahal kuat itu harus tiada ada satupun kekuatan yang akan mampu melawannya.

Maka, Sang Maha Kuat yang kita bayangkan itu ada begitu dekat dan akan selalu mendukung kita manakala kita butuh. Tetapi akan memberi peringatan manakala kita melupakannya.

Manusia, dalam sejarah agama-agama besar di dunia, tidak ada satupun yang keluar dari frame seperti itu.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article