Cang Jie punya empat mata.
Ia mencari nafkah dengan membaca bintang dan meramal nasib.
Setelah mendalami tatanan konstelasi, profil gunung-gunung, dan bulu-bulu burung, ia menciptakan simbol yang berarti kata.
Di salah satu buku paling tua, yang terbuat dari keping bambu, ideogram-ideogram yang diciptakan Cang Jie bercerita tentang sebuah kerajaan yang para lelakinya hidup lebih dari delapan abad, dan perempuannya berwarna cahaya karena mereka memakan sinar matahari.
Pangeran Api, yang memakan batu, menantang raja yang berkuasa dan mengirimkan tentara menyerang istana. Kekuatan sihirnya membungkus istana dengan tirai kabut tebal, membuat para pengawal raja bingung.
Para serdadu sedang meraba-raba dalam gelap, buta tak tentu arah, ketika perempuan hitam berbulu burung terbang turun dari ketinggian, menciptakan kompas, dan menyerahkannya kepada raja yang putus asa.
Kabut berhasil diusir, demikian pula musuh.