Jumat, Desember 27, 2024

Don Quijote

Must read

Marco Polo mendiktekan buku tentang keajaiban-keajaiban di penjara Genoa.

Persis tiga abad kemudian, Miguel de Cervantes melahirkan Don Quijote de La Mancha di penjara Seville, tempat ia dipenjara karena tidak mampu membayar hutang. Karya yang ditulis dari balik jeruji besi itu itu adalah petualangan tentang kebebasan.

Dibalut baju zirah dari kaleng timah, dan menunggang kuda kurus kering, Don Quijote nampaknya sengaja diciptakan untuk selamanya menjadi bahan tertawaan. Seorang gila yang percaya bahwa ia tokoh sebuah novel tentang ksatria dan bahwa novel ksatria itu adalah buku sejarah.

Tetapi kita semua pembaca yang berabad-abad menertawakannya sesungguhnya juga tertawa bersamanya. Sebagaimana sapu menjadi kuda bagi anak-anak selama mereka bermain, selama membaca kita juga menjadi bagian dan menjadikan petualangannya milik kita. Begitu terlibatnya kita sehingga tokoh anti hero menjadi hero, dan kita bahkan menyatakan sebagai pernyataannya, ungkapan yang tidak pernah diucapkannya. 

“Mereka menggonggong, Sancho, tanda kita harus mulai berjalan,” adalah ungkapan yang paling sering dikutip para politisi. Don Quixote tidak pernah mengucapkannya.

Ksatria berwajah sedih itu menghabiskan lebih dari tiga setengah abad tersaruk-saruk di jalanan dunia ketika Che Guevara menulis surat terakhirnya untuk orangtuanya. Untuk menyatakan selamat tinggal pegiat revolusi itu tidak memilih mengutip Marx. Ia menulis: “Sekali lagi di bawah tumitku kurasakan tulang rusuk Rocinante. Saya kembali ke jalanan dengan perisai di lenganku.”

 Pelaut tak henti berlayar, walau tahu ia tak akan pernah meraih bintang pemandunya.

Eduardo Galeano

“Mirrors”

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article