Hari ini, 1 Juni, kalender berwarna merah. Hari bersejarah yang kita peringati sebagai Hari Lahir Pancasila. Inilah istilah yang menunjuk pada lima pilar dasar berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang pertama kali dikemukakan pada 1 Juni 1945.
Nama Pancasila dikemukakan oleh Soekarno ketika berpidato dalam rangkaian sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Saat berpidato dalam sidang BPUPKI 1 Juni 1945, Bung Karno mengemukakan lima konsep untuk dijadikan sebagai dasar negara Indonesia. Lima konsep tersebut adalah kebangsaan, internasionalisme, permusyawaratan, kesejahteraan, dan ketuhanan.
Setelah menjelaskan lima dasar negara tersebut, Bung Karno kemudian membicarakan nama yang tepat sebagai dasar negara. Atas petunjuk seorang ahli bahasa, Bung Karno kemudian menyatakan, lima dasar negara tersebut dirangkum dengan nama Panca Sila.
Sila memiliki arti dasar. Sehingga, di atas lima dasar itu Indonesia berdiri sebagai negara yang kekal abadi. Dulu tidak diperingati Hari Lahir Pancasila, kini diperingati setiap tahun pada tanggal 1 Juni. Tanggal tersebut juga ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016.
Akan tetapi, peringatan hari bersejarah itu dulu tidak diperingati secara luas seperti sekarang, akibat gonjang-ganjing politik Tanah Air pada kurun 1965-1966. Peristiwa itu menandai akhir masa kepemimpinan Bung Karno, sekaligus menjadi momentum kelahiran rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.
Saat itu, Pemerintah Orde Baru mencoba menekan citra Bung Karno sebagai salah satu founding father, yang masih kuat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan tidak mengaitkan Pancasila, termasuk hari kelahirannya, dengan Bung Karno. Harian Kompas, 10 Mei 1987, menuliskan, peringatan Hari Lahir Pancasila tidak rutin diperingati setiap tahun pada era Orde Baru.
Pemerintah Orde Baru justru lebih memberikan perhatian pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober, sebagai pengingat peristiwa Gerakan 30 September. Hari Lahir Pancasila belum menjadi sebuah hari nasional. Bahkan, hari itu diperingati bukan sebagai Hari Lahir Pancasila, melainkan peringatan pidato Bung Karno 1 Juni 1945. Diusulkan sebagai hari nasional muncul pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kala itu tanggal 1 Juni diusulkan untuk kembali dijadikan sebagai hari nasional sekaligus diperingati setiap tahun.
Usulan disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri, yang merupakan Presiden ke-5 Indonesia dan juga putri Bung Karno. Ketika menjadi pembicara pada acara seminar dan bedah buku di Jakarta akhir Oktober 2015, Megawati kembali menyampaikan harapannya yang tak kunjung terlaksana, yakni agar 1 Juni dapat diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. ”Saya nagih SBY, tanggal 1 Juni dijadikan hari libur nasional. Tapi sampai hari ini pun boro-boro,” kata Megawati di JCC, Jakarta, 27 Oktober 2015.
Menurut Megawati, SBY sebelumnya pernah berjanji akan memenuhi usulannya. Namun, hingga akhir masa kepemimpinannya, SBY belum mewujudkan permintaan tersebut. Usulan untuk kembali menjadikan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila sekaligus hari nasional yang diperingati setiap tahun baru terwujud pada masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Mengutip Kompas.com, pada 1 Juni 2016 Presiden Jokowi mengumumkan bahwa 1 Juni resmi diputuskan sebagai Hari Lahir Pancasila. Tidak hanya itu, lewat Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, terhitung sejak 2017, tanggal 1 Juni juga ditetapkan sebagai hari libur nasional. Penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan hari libur nasional itu disampaikan Jokowi dalam Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Bandung, Jawa Barat.
”Maka, dengan mengucap syukur kepada Allah dan bismillah, dengan keputusan presiden, tanggal 1 Juni ditetapkan untuk diliburkan dan diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila,” kata Jokowi. Tepuk tangan bergemuruh, menyambut keputusan yang telah lama dinanti itu.