Sabtu, November 16, 2024

Transformasi Digital. Dunia pendidikan mesti merespons kultur generasi milenial

Must read

”Literasi Digital untuk Pengembangan Inovasi Pendidikan” menjadi topik yang hangat dibahas bersama 550 peserta dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan Kementerian Kominfo dan Debindo untuk masyarakat Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Senin (7/6/2021). 

Dimulai pukul 13.00 WIB, webinar yang dipandu aktor Fikri Hadil ini menghadirkan lima narasumber utama: Cokorde Istri Dian Laksmi (dosen Universitas Ngurah Rai) – Denpasar; Hayuning Sumbadra dari Kaizen Room, Imam Baihaqi konsultan pemberdayaan desa, Ari Ujianto pegiat advokasi sosial, dan entertainer Rafi Albera sebagai key opinion leader (KOL). 

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital, yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu. 

Setiap narasumber webinar menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama literasi digital, yakni Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).

Pengajar Universitas Ngurah Rai – Denpasar Cokorde Istri Dian Laksmi mengawali paparannya dengan menyampaikan tiga pilar masyarakat digital. Pertama, digital citizenship, yakni penggunaan perangkat digital dalam pelayanan publik dan pemerintahan. Kedua, digital lifestyle yakni penggunaan perangkat digital dalam aktivitas sehari hari. “Dan ketiga adalah digital commerce, yakni penggunaan perangkat digital untuk aktivitas ekonomi,” kata Cokorde.

Cokorde mengatakan, dengan tiga pilar masyarakat digital itu ada setidaknya delapan elemen esensial untuk mengembangkan literasi digital. Sehingga, masyarakat bisa menempatkan pilar itu untuk membantu kehidupannya di era digital.

Kedelapan elemen itu, pertama, kultural yang meliputi pemahaman ragam konteks pengguna digital. Kedua, kognitif, tentang pemahaman dalam menilai konten; ketiga, konstruktif, terkait reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual.

Adapun elemen keempat, yakni komunikatif, yang terkait pemahaman kinerja jejaring dan komunikasi dunia digital. Kelima, kepercayaan diri yang bertanggungjawab. Keenam, kreatif melakukan hal baru dengan cara baru, dan ketujuh kritis dalam menyikapi konten. “Elemen kedelapan menjadi yang terpenting, yakni bertanggungjawab secara sosial dalam dunia digital ini,” kata Cokorde.

Ari Ujianto, pegiat advokasi sosial, dalam paparannya menyoroti soal Revolusi Digital dan Dunia Pendidikan. “Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi tak bisa dihindari memberikan transformasi dalam dunia pendidikan, apalagi dengan adanya revolusi industri 4.0,” kata Ari.

Sebab itu, ia meminta dunia pendidikan merespons dengan memanfaatkan teknologi tersebut dalam proses belajar mengajar, sekaligus mempersiapkan agar lulusan dunia pendidikan tidak gagap dengan perkembangan itu.

“Dunia pendidikan mau tak mau merespons kultur generasi milenial ini, sebab mereka datang ketika dunia hiburan terpengaruh dunia internet dan teknologi selular. Sehingga banyak waktu dan aktivitasnya terkait atau menggunakan gawai daripada membaca buku. Mereka juga berjarak dengan kelompok politik. Karena itu, seolah-olah menjadi sesuatu yang tidak menarik bagi generasi milenial,” katanya.

Di wilayah Kabupaten Temanggung, Kementerian Kominfo RI akan menyelenggarakan berbagai kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021.

Kegiatan Webinar Literasi Digital ini bertujuan mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa. Masyarakat dapat terus memperoleh berbagai materi pelatihan literasi digital di akun media sosial@siberkreasi.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article