Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mendapat jatah gelaran Webinar Literasi Digital dari Kementerian Kominfo dan Debindo dengan mengangkat tema “Desa Digital untuk Mengoptimalkan Pemberdayaan Masyarakat”. Kegiatan yang dilaksanakan pada 8 Juni 2021 lalu itu diikuti tidak kurang dari 72 peserta aktif.
Dipandu Mansyah selaku moderator, webinar di Kabupaten Brebes diisi lima narasumber: Isyrokh Fuadi (dosen Institute Pesantren Mathali’ul Falah Pati), Nanik Lestari (dosen Fisipol UGM), Diana Aletheia (Kaizen Room), Tri Yuniningsih (dosen Undip) dan Chintia Karani (Miss Earth Indonesia) selaku key opinion leader.
Dalam paparannya, Isyrokh Fuadi antara lain mengatakan, di era digital ini penting bagi masyarakat – tanpa batasan wilayah – bisa setara dalam menciptakan peluang bisnis di sektor e-commerce.
Namun, ia mengingatkan, para pelaku usaha yang terlibat dalam e-commerce patut memperhatikan lima hal penting terkait etika digital agar bisnisnya langgeng.
“Pertama, etika digital dalam usaha berarti ada perilaku etis dalam berinteraksi dan bertransaksi guna memperbanyak jaringan usaha,” kata Isyrokh.
Kedua, menurut Isyrokh, etika digital itu berkutat soal bagaimana pelaku e-commerce menjalin komunikasi. Khususnya antara pelapak dan konsumen atau pelanggan.
“Ketiga, etika digital akan membentuk salah satu langkah konkret digital marketing berjalan lancar,” kata Isyrokh.
Sedangkan keempat, perlunya apresiasi pada loyalitas pelanggan; dan kelima, komitmen menjaga kelangsungan usahanya.
Isyrokh menambahkan, para pelaku e-commerce masing-masing terikat etika digital jika ingin menciptakan ekosistem bisnis yang sehat di era kemajuan ini. Tidak hanya menjaga etika bertransaksi, namun juga etika pelapak, etika pembeli, etika berwirausaha, etika berinteraksi/chatting, juga etika bermedia sosial.
“Jadi, perlu pemahaman etika digital sebagai bentuk kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola digital dalam kehidupan sehari-hari,” kata dia.
Dalam kesempatan berikutnya, Diana Aletheia dari Kaizen Room membeberkan keberadaan internet yang telah memungkinkan siapa pun dapat mengambil peran dalam memperkaya lautan informasi.
“Dengan hadirnya mesin pencari informasi melalui internet, berbagai situs dapat dicari mengandalkan basis data dan kata kunci,” katanya.
Oleh sebab itu, ujar Diana, para pebisnis di era digital ini diminta tak tabu untuk beradaptasi. Tak terkecuali dengan platform media baru yang terus berkembang.
“Ibaratnya, media baru seperti megaphone, itu akan meningkatkan kemampuannya menjangkau lebih banyak audience (pasar),” ujarnya.
Termasuk adaptasi dengan deretan lokapasar alias e-commerce yang saat ini kian beragam. Diana mendorong berbagai platform dan aplikasi untuk jual beli secara digital benar benar dipahami.